OJK: 90 Calon Emiten Antre IPO, Ada Blibli
Blibli kabarnya memasukkan pernyataan pendaftaran IPO lagi.
Jakarta, FORTUNE - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut setidaknya ada 90 perusahaan mengantre untuk IPO (Initial Public Offering) ke pasar modal. E-commerce afiliasi Djarum, PT Global Digital Niaga alias Blibli, kabarnya termasuk salah satu daftar.
Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, Blibli telah melakukan pendaftaran IPO sejak lama. Namun, aksi korporasi itu sempat ditunda sejenak.
“Tapi, beberapa waktu lalu Blibli kembali memasukkan pernyataan pendaftaran IPO,” kata Inarno, dilansir dari Antara, Selasa (4/10).
Inarno engga memperinci informasi IPO Blibli untuk saat ini. Yang pasti, menurutnya, detail seperti harga dan besaran emisi calon emiten dipengaruhi sejumlah faktor eksternal.
Di sisi lain, Inarno menyebut, 90 calon emiten yang antre masuk bursa diperkirakan dapat menghimpun emisi senilai Rp61,31 triliun. Hingga 30 September 2022, dana yang terkumpul dari pasar modal sudah mencapai Rp175,34 triliun dari total 48 emiten baru.
Afiliasi BUMN turut mengantre
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna, menyebutkan terdapat 35 calon emiten yang siap mencatatkan saham di BEI per 27 September. Di antrean itu, ada perusahaan afiliasi BUMN yang belum bisa diungkap namanya.
Berdasarkan dokumen Kementerian BUMN, 14 entitas BUMN akan melantai di bursa, seperti PT Pertamina Geothermal Energi, PT MIND ID, serta PT Pupuk Kalimantan Timur.
Sebelumnya, sudah ada sejumlah entitas BUMN yang menjadi perusahaan publik. Beberapa di antaranya, yakni: PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dan PT Adi Commuter Properti Tbk (ADCP).
“Kami berharap, makin banyak perusahaan–termasuk BUMN dan entitas anak–yang memanfaatkan pasar modal Indonesia dalam mendukung pertumbuhannya,” kata Nyoman dalam keterangan resminya pekan lalu.
Kinerja pasar modal Indonesia
Hingga akhir September, IHSG tercatat terkoreksi 1,92 persen sejak 1 September 2022 ke level 7.040,80 dengan arus modal asing senilai Rp3.055 triliun. Sementara sejak Januari 2022, IHSG naik 6,98 persen dengan pembelian bersih non-residen Rp69,47 triliun.
Sementara itu, mengutip Google Finance, IHSG telah menguat 5,17 persen (ytd) sepanjang 2022 ke level 7.009,72.
Penopang kinerja IHSG salah satunya adalah pertumbuhan kinerja emiten. Dari 722 emiten yang melaporkan kinerja paruh pertama 2022, ada 479 emiten atau 66,34 persen yang mencatatkan kenaikan kinerja. 22,97 persen di antaranya alami peningkatan pendapatan, sedangkan 74 persen bukukan pertumbuhan laba.
Untuk Surat Berharga Negara (SBN), arus modal keluar non-residen mencapai Rp18,84 triliun selama September 2022. Dus, rata-rata imbal hasil atau yield-nya tumbuh 30,10 basis poin (bps) untuk semua tenor. Lebih lanjut, rata-rata yield SBN juga terkerek naik 79,73 bps, yang mana Rp150,67 triliun berasal dari jual bersih non-residen.