OJK: Investor Pasar Modal Bisa Tembus 10 Juta di Akhir 2022
Bagaimana upaya OJK dan BEI dorong pertumbuhan investor?
Jakarta, FORTUNE - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap total investor pasar modal dapat melampaui 10 juta di penghujung 2022, melihat jumlah single investor identification (SID) per kuartal ketiga 2022 yang terus mencatat kenaikan.
Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, per September 2022 terdapat 9,86 juta SID di pasar modal, disokong kenaikan investor ritel. “Milenial masih mendominasi pertumbuhan (investor) ritel. Untuk milenial dan Generasi Z di bawah 30 tahun sudah (capai) 59,43 persen,” katanya di acara virtual, dikutip Kamis (6/10).
Kenaikan signifikan terjadi di Sumatra Utara, yang awalnya hanya 343.303 SID per 2021, menjadi 447.712 SID. Angka itu melesat 30,41 persen. Inarno menyebut, peluang pertumbuhan di wilayah tersebut masih tinggi, mengingat penduduknya berjumlah 14,93 juta; dengan 7,51 juta (69,10 persen) berusia produktif.
Siasat OJK dan BEI kawal pertumbuhan investor
Guna menyokong tren kenaikan jumlah investor bursa, OJK meningkatkan edukasi bagi masyarakat. Salah satunya, dengan mengembangkan Notasi Khusus dan papan pemantauan khusus di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Itu juga diikuti oleh implementasi disgorgement dan disgorgement fund atau Dana Kompensasi Kerugian Investor, serta mengoptimalisasi Dana Perlindungan Pemodal. Tak lupa dengan tindakan penegakan hukum dan supervisory action bila terjadi pelanggaran peraturan pasar modal.
Inarno menyampaikan, “Mohon pelajari dan pahami dulu segala bentuk produk dan izin dari pihak yang menawarkannya.”
Ia juga menyarankan calon investor muda untuk memakai sumber dana di luar kebutuhan pokok atau dana cadangan, serta menghindari pinjaman. Khususnya pinjol ilegal.
Edukasi dari OJK juga diiringi oleh aktivitas serupa dari BEI. Pada Kamis ini saja, self regulatory organization (SRO) itu akan menggelar edukasi wartawan pasar modal secara virtual, dengan tema Akselerasi Pertumbuhan Investor Pasar Modal Indonesia.
Adapun, di bawah manajemen baru, BEI membidik kapitalisasi pasar senilai Rp13.500 triliun dengan rata-rata transaksi harian Rp22,6 triliun hingga penghujung masa jabatan.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menargetkan jumlah perusahaan tercatat mencapai 1.030 di bursa. Bagaimana dengan jumlah investor? BEI berharap bisa meraih 17,5 juta investor.
Beberapa program yang sudah disusun akan diwujudkan pada semester dua 2022, seperti pengembangan integritas pasar dan perlindungan investor yang telah OJK sampaikan; pengembangan papan ekonomi baru, mengakomodasi IPO startup, sosialisasi ke perusahaan energi baru dan terbarukan (EBT); serta mempercepat pencatatan lewat pengenalan Special Purpose Acquisition Company (SPAC).
Ada pula program berupa peningkatan keterbukaan informasi, inisiatif ESG, menambah likuiditas perdagangan lewat continuous enhancement di SPPA (Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif), dan mengkaji pembaruan sistem perdagangan dan pengawasan agar linear dengan perkembangan transaksi dan implementasi teknologi.
“Keenam, rencana peluncuran produk baru dan terakhir, pengembangan atau pemanfaatan cloud computing guna mendukung pengembangan Anggota Bursa,” kata Iman kepada Fortune Indonesia pada Juli lalu.