Jakarta, FORTUNE - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melemah 2,7 persen ke level Rp105 di awal perdagangan Selasa (21/3), menyusul pengumuman kinerja indikatifnya sepanjang 2022, yang mencatatkan kenaikan rugi bersih 56,3 persen (YoY) menjadi Rp40,5 triliun.
Sebelumnya, pada 2021, rugi bersih GOTO adalah Rp25,9 triliun. Rugi bersih GOTO di kuartal IV 2022 sendiri mencapai Rp19,5 triliun, naik dari Rp10,2 triliun di periode serupa pada 2021.
Kenaikan itu terjadi karena sejumlah aspek non-kas dan peristiwa yang terjadi hanya sekali, antara lain: penurunan nilai goodwill sejumlah Rp11 triliun yang berkaitan dengan merger Gojek dan Tokopedia, investasi di JD, peningkatan beban kompensasi berbasis saham karena adanya penyesuaian asumsi masa kerja karyawan, serta beban restrukturisasi.
Tanpa beban tersebut, rugi bersih GOTO di kuartal IV 2022 mencapai Rp6,5 triliun, lebih baik 36 persen (YoY) dan 3 persen (QoQ).
EBITDA yang disesuaikan membaik
GOTO menargetkan meraih EBITDA yang disesuaikan positif pada akhir 2023. Pada kuartal IV 2022, total EBITDA yang disesuaikannya sudah membaik 52 persen (YoY) menjadi minus Rp3,1 triliun. Itu menandai peningkatan dalam empat kuartal berturut-turut. Pendapatan bruto GOTO pada kuartal IV 2022 pun naik 19 persen (YoY) menjadi Rp6,3 triliun.
Menurut Direktur Utama Grup GoTo, Andre Soelistyo, itu berkat upaya perseroan mempertajam fokus dalam mendorong monetisasi bagi pelanggan setia, di tengah implementasi pengurangan insentif serta pemasaran.
“Langkah tersebut, beserta kedisiplinan dalam pengelolaan beban dan pendekatan layanan yang terukur, merupakan pendorong percepatan profitabilitas perseroan,” katanya dalam keterangan, dikutip Selasa.
Adapun, pertumbuhan monetisasi GoTo telah mendorong margin kontribusi perseroan meningkat 254 basis poin (YoY) pada kuartal IV 2022, mencapai -0,4 persen dari total nilai transaksi bruto atau GTV. Angka GTV ppun naik 18 persen (YoY) menjadi Rp162 triliun.
Salah satu pendorong pertumbuhan pendapatan GOTO, yakni kinerja dari layanan on-demand, yang pendapatan brutonya mencapai Rp13,6 triliun sepanjang 2022, bertumbuh 32 persen (YoY). Sementara itu, pada kuartal IV 2022, pendapatan bruto layanan itu mencapai Rp3,7 triliun, naik 13 persen (YoY) dari periode serupa di tahun sebelumnya. Margin kontribusinya pun sudah positif di kuartal IV 2022, satu kuartal lebih cepat dari pedoman kerja.
Lebih lanjut, saat ini posisi kas GoTo tercatat sebesar Rp29 triliun di akhir kuartal IV 2022. Fasilitas kreditnya pun bernilai Rp4,6 triliun, yang sudah dipakai Rp1,5 triliun. “Dengan posisi kas yang solid, Perseroan meyakini bahwa kami akan mencapai arus kas operasional positif, seiring dengan percepatan langkah menuju target profitabilitas di tahun ini,” ujar Direktur Keuangan Grup GoTo, Jacky Lo.
Pada 2023 ini, perseroan memproyeksikan pengurangan cash burn tahunan 60–65 persen. Salah satu upayanya terlihat pada penurunan beban operasional tetap rata-rata bulanan sebesar 20 persen di Januari–Februari 2023, dibandingkan kuartal IV tahun lalu. Itu menghasilkan penghematan biaya bulanan Rp200 miliar. Tak hanya itu, insentif dan pemasaran produk juga berkurang 34 persen (YoY) pada kuartal IV 2022.