Saham Naik Sepekan Ini, Tengok Proyeksi Kinerja-Valuasi GOTO
Bisakah GOTO mempercepat jalan menuju profitabilitas?
Jakarta, FORTUNE – Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sudah menguat 12,9 persen ke harga Rp105 selama lima hari perdagangan terakhir, per Senin (16/1) pukul 11.40 WIB, setelah sempat terbakar di zona merah selama akhir tahun 2022.
Sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham GOTO telah tertekan 72,1 persen berdasarkan data Google Finance. Bahkan harganya sempat terpuruk di bawah Rp100 ketika sedang terjadi tren pelemahan setelah pembukaan gembok lock-up di akhir November 2022.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Muhammad Farras Farhan menilai momentum terjun bebas saham GOTO sejak IPO merupakan investor mengakumulasi sahamnya. Itu bukan tanpa alasan. Sebab, Samuel Sekuritas melihat sejumlah faktor positif dari GOTO.
Apa saja sentimen positif yang dimaksud? Berikut informasinya.
Proyeksi kinerja GOTO di kuartal keempat 2022 dan sepanjang 2022
Farras menilai, langkah GOTO memberhentikan 12 persen dari tenaga kerjanya baru-baru ini mampu memotong biaya gaji sekitar Rp477 miliar di kuartal IV 2022. Sebelumnya, Analis CGS-CIMB Sekuritas, Ryan Winipta dan Baruna Arkasatyo menyebut PHK GOTO dapat menghemat biaya sebesar Rp915 miliar sampai Rp955 miliar.
“GOTO pun telah mengidentifikasi potensi efisiensi biaya Rp1 triliun, yang mana Rp269 miliar telah terealisasi pada 2022,” kata Ryan dan Baruna, dikutip dari riset pada akhir 2022.
Adapun, hingga kuartal III 2022, GOTO menghabiskan biaya gaji senilai Rp11,2 triliun atau meroket 104 persen (YoY) dari Rp5,5 triliun. Itu untuk membayar 10.541 karyawan sampai September 2022.
Lalu, GOTO juga menggandakan net take rate menjadi 2, persen berkat pengurangan biaya promosi dan fokus kepada para pengguna dengan nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV) tinggi. Mereka merupakan konsumen yang masih akan memakai jasa GOTO, terlepas dari promosi. Hingga September 2022 saja, perseroan sudah jauh memangkas biaya promosi kepada pelanggan, dari Rp1,7 triliun (kuartal III 2022) menjadi Rp281,6 miliar. Take rate merupakan biaya komisi dari platform untuk setip transaksi yang mereka fasilitasi.
Dus, Farras memproyeksikan GTV dan pendapatan bersih GOTO akan mencapai Rp187 triliun dan Rp4,8 triliun di kuartal IV 2022. Itu mengindikasikan net take rate 2,3 persen, naik 113 basis poin (YoY). Ia juga memprediksi pendapatan GOTO mencapai Rp12,3 triliun sepanjang 2022 dan Rp19,2 triliun pada 2023.
“Namun, ada kemungkinan penurunan net take rate secara kuartalan di Q4, karena Tokopedia mungkin perlu menaikkan biaya promosi guna bersaing dengan Shopee dan TikTok Shop,” tulis Farras dalam riset, dikutip Senin.
Sebelumnya, CGS-CIMB Sekuritas menyebut, GOTO telah mereklasifikasi sejumlah insentif ke beban penjualan dan pemasaran. Yang mana, langkah itu diproyeksi bisa mendongkrak pendapatan bersih senilai Rp3 triliun per tahun.
Dampak kenaikan net take Tokopedia dan Gojek
Mengawali 2023, GOTO benar-benar meningkatkan net take Tokopedia menjadi 4 persen. Itu berpeluang menghasilkan pendapatan tambahan sampai dengan Rp2,1 triliun, jika ATU (annual transaction users) tetap konstan. Pertumbuhan take rate itu begitu krusial untuk mempercepat jalan GOTO menuju profitabilitas.
Faktor lain yang juga penting, yakni margin kontribusi positif. GOTO berupaya meraih itu di lini bisnis Gojek dan Goto Financial pada kuartal kedua 2023. “Yang menurut kami sangat mungkin tercapai mengingat GOTO telah meningkatkan net take rate Gojek menjadi 20,8 persen (naik 1.600 basis poin, QoQ) dan diproyeksi kembali naik 150 basis poin per kuartal sembari mengurangi biaya operasional,” jelas Farras.
Samuel Sekuritas memprediksi langkah itu akan menambah pendapatan GOTO menjadi Rp19,2 triliun; serta memangkas kerugian bersih hingga Rp1 triliun menjadi Rp16,5 triliun pada 2023.
“Kami pun memperkirakan GOTO akan mencatatkan margin kontribusi positif tahunan pertamanya, yakni Rp869 miliar,” imbuhnya.
Dengan latar belakang itu, Farras pun menetapkan target harga Rp130 untuk saham GOTO. Ditambah dengan perkiraan earning per share (EPS) Rp123 pada 2023 dan rasio price book value (PBV) 1,0 kali. Enterprise value (EV)/penjualan GOTO pada 2023 juga diproyeksi menurun dari perkiraan 2022 (7,8 kali) menjdi 5,5 kali.