Smartfren Lego Data Center Rp544,2 M ke DSSA, Mengapa?
Smartfren pun berniat melakukan rights issue di Januari 2024
Jakarta, FORTUNE - Emiten operator telekomunikasi, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) melepas aset pusat data (data center) bernilai Rp544,20 miliar kepada PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA).
Transaksi itu dilakukan lewat anak usaha FREN, yakni PT Smartel dan anak usaha DSSA, PT SMPlus Sentra Data Persada sehingga termasuk transaksi afiliasi dalam dua Grup Sinarmas. Pelaksanaannya jatuh pada 19 Desember 2023.
Menurut Sekretaris Perusahaan Smartfren Telecom, James Wewengkang, pengelolaan properti dan infrastruktur pengembangan bisnis pusat data bukan bagian bisnis ini DSSA. Dus, FREN mengalihkanna kepada SMPlus yang akan fokus mengelolanya sebagai kegiatan bisnis utama.
"Sehingga diharap dapat menghasilkan efisiensi yang lebih baik dan mengambil peluang bisnis ini untuk mengembangkan layanan pusat data yang andal di Indonesia," tulis James di prospektus, dikutip Jumat (22/11) dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Adapun, efisiensi itu mengacu pada biaya operasional dan biaya pemeliharaan rutin untuk akses yang dialihkan. Lebih lanjut, dari hasil penjualan aset tersebut, FREN dan Smartel bisa beroleh dana tunai tambahan untuk menyokong aktivitas bisnis.
Properti pusat data sekaligus tanah dan bangunan milik FREN yang dialihkan ke DSSA sendiri terletak di Tangerang, Bogor, Cirebon, Semarang, Solo, Jember, Malang, Jambi, Padang, Aceh, Batam, Banjarmasin, Makassar, dan Manado.
Aksi korporasi rights issue Smartfren
Selain dengan melego aset yang bukan bagian dari bisnis inti, untuk mempercepat pertumbuhan ke depan, Smartfren juga membutuhkan tambahan modal. "Untuk dapat terus berinvestasi," kata Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys dalam paparan publlik FREN (28/11).
Salah satunya, dengan rencana penambahan modal hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) pada Januari 2024 yang sudah mendapat izin dari pemegang saham di RUPSLB pada 24 November 2023. Lewat aksi korporasi tersebut, perseroan akan melepas maksimal 234 miliar saham Seri D. Nilai nominalnya Rp50 per lembar.
Rencananya, dana hasil penambahan modal itu akan perseroan gunakan untuk melunasi pinjaman, juga sebagai modal kerja. Baik untuk perseroan maupun anak-anak usahanya.
Pada 2024 sendiri, Smartfren memproyeksikan belanja modal senilai Rp1,5 triliun-Rp2,0 triliun untuk pengembangan dan perluasan jaringan.