Tren Harga Rumah Bekas di Indonesia Masih Naik, Yogyakarta Naik Paling Tinggi

- Tren harga rumah bekas di Indonesia naik 1,2 persen (yoy) sesuai permintaan dan kebutuhan masyarakat.
- Yogyakarta mengalami pertumbuhan harga rumah tertinggi sebesar 10,6 persen, diikuti Denpasar 7,8 persen, Makassar 7,6 persen.
- Tangerang masih menjadi kota terpopuler dengan minat pencarian properti tertinggi di Indonesia, diikuti Jakarta Selatan dan Jakarta Barat.
Jakarta, FORTUNE – Tren harga rumah bekas atau seken di Indonesia masih naik tipis 1,2 persen (yoy) sesuai dengan permintaan dan kebutuhan masyarakat. Hal itu terungkap dalam riset Rumah123 Flash Report Juni 2025 yang mengungkapkan bahwa indeks harga rumah seken di 13 kota besar Indonesia mengalami pertumbuhan.
“Sebanyak sembilan dari 13 kota mencatatkan kenaikan harga secara tahunan dengan pertumbuhan tertinggi terjadi di Yogyakarta yakni sebesar 10,6 persen, diikuti Denpasar 7,8 persen, Makassar 7,6 persen, Semarang 7,2 persen, Tangerang 2,5 persen, dan Depok 2 persen,” jelas Head of Research Rumah123, Marisa Jaya melalui keterangan resmi di Jakarta, (25/6).
Rumah bekas di Tangerang masih populer

Di sisi lain terkait tren umum rumah seken, Tangerang masih menjadi kota terpopuler dengan minat pencarian properti tertinggi di Indonesia. Pada Mei 2025, 15,6 persen dari total permintaan listing secara nasional mencari rumah daerah Tangerang. Di posisi berikutnya ada Jakarta Selatan sebesar 11,3 persen dan Jakarta Barat sebesar 10,3 persen.
Di luar Jabodetabek, kota Surabaya juga menunjukkan peningkatan minat pencarian properti tertinggi di Pulau Jawa sebesar 0,5 persen, diikuti Malang dan Sidoarjo yang masing-masing naik 0,1 persen. Untuk wilayah luar Pulau Jawa, Denpasar mencatat lonjakan popularitas sebesar 0,5 persen, diikuti oleh Medan 0,1 persen.
Harga rumah di tujuh kota naik di atas inflasI

Sementara itu, dari sisi pertumbuhan harga rumah secara umum secara tahunan, ada tujuh kota yang mencatatkan kenaikan harga rumah lebih tinggi dari laju inflasi nasional yang berada di angka 1,60 persen. Peringkat teratas diduduki oleh Yogyakarta yang naik 8,7 persen, disusul oleh Makassar yang naik 5,6, Semarang naik 5,5 persen, Denpasar naik 5,3 persen, Medan naik 1,1 persen, Tangerang naik 1,0 persen, dan Depok naik 0,4 persen.
“Kenaikan indeks harga yang melampaui indeks inflasi menegaskan daya tarik kota-kota seperti Yogyakarta, Makassar, dan Denpasar sebagai pasar properti seken yang prospektif,” kata Marisa.
Bagi pelaku industri properti, lanjut Marisa, tren ini menjadi peluang mengembangkan bisnis properti di lokasi yang terus menunjukkan performa positif. Sementara bagi konsumen, terutama pencari hunian, kondisi ini dapat menjadi sinyal untuk mempertimbangkan pembelian lebih awal sebelum harga bergerak naik.