Unilever Anggarkan Rp2 Triliun untuk Buyback Saham

- Unilever Indonesia akan beli kembali saham senilai Rp2 triliun dengan harga maksimal Rp1.700 per saham.
- Program buy back berlangsung 31 Juli hingga 13 Oktober 2025, dilakukan melalui bursa saham, dan menegaskan komitmen perusahaan untuk meningkatkan bagi hasil pemegang saham.
- Kinerja Unilever semester I 2025 mencatat penurunan, meski terjadi perbaikan bertahap dalam pertumbuhan penjualan dan profitabilitas di semester II 2024. Perusahaan optimistis dapat tumbuh mulai kuartal III 2025.
Jakarta, FORTUNE - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham dengan nilai maksimal Rp2 triliun.
Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjamin Yap mengatakan, buyback akan dilakukan dengan harga maksimal Rp1.700 per saham, dengan mematuhi regulasi pasar dan upaya menjaga kepentingan pemegang saham.
Program buyback ini akan berlangsung selama tiga bulan, terhitung mulai 31 Juli hingga 13 Oktober 2025, dan akan dilakukan melalui bursa saham dengan tetap mematuhi seluruh ketentuan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Menurutnya, inisiatif ini menegaskan komitmen perusahaan untuk terus meningkatkan bagi hasil untuk pemegang saham sekaligus menjaga fleksibilitas keuangan dan berinvestasi pada pertumbuhan di masa mendatang.
“Kami yakin ini adalah waktu dan strategi yang tepat yang untuk maju. Kami tetap fokus pada penguatan margin melalui pengelolaan biaya yang disiplin, optimalisasi portofolio, dan peningkatan kualitas,” kata Benjie dalam konferensi pers virtual, Kamis (31/7).
Dalam menghadapi sisa tahun 2025, Unilever Indonesia akan terus memperkuat pondasi bisnis. Perusahaan juga berkomitmen memperkuat dan berinvestasi dalam merek serta portofolio produknya guna memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan relevan bagi konsumen Indonesia.
Kinerja semester I 2025
Unilever mencatat penurunan kinerja sepanjang semester I 2025. UNVR membukukan penjualan bersih sebesar Rp18,2 triliun, dengan laba bersih sebesar Rp2,2 triliun. Namun, penjualan bersih UNVR terkoreksi sebesar 4,4 persen secara tahunan, demikian pula laba bersih yang terkoreksi sebesar 12,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kinerja tersebut turut menyeret perolehan margin kotor perseroan yang terkoreksi sebesar 161 basis poin secara tahunan. Sedangkan, margin laba sebelum pajak terkoreksi 111 basis poin dari tahun ke tahun.
Meski kinerja keuangannya menurun, alokasi belanja iklan dan promosi UNVR meningkat menjadi 8,9 persen dari total penjualan bersih, yang mencerminkan investasi berkelanjutan perseroan dalam hal ekuitas dan keterlibatan konsumen.
"Meskipun kinerja kami di semester I 2025 masih berada di bawah capaian tahun sebelumnya, kami melihat perbaikan bertahap dibandingkan dengan semester II 2024 - baik dalam hal pertumbuhan penjualan maupun profitabilitas. Merek-merek kami—yang mewakili 55 persen dari portofolio—telah mencatat pertumbuhan, menunjukkan penerimaan konsumen yang lebih baik dan ketangguhan,”kata Benjie.
Dengan fundamental bisnis yang kuat, inisiatif strategis dan terarah yang perusahaan lakukan untuk mengatasi tantangan operasional mulai membuahkan hasil.
“Capaian awal ini menjadi landasan yang kokoh untuk menjaga momentum dan menempatkan kami pada posisi yang baik untuk kembali tumbuh mulai kuartal III 2025 dan seterusnya, sesuai dengan proyeksi yang telah kami tetapkan,” katanya.