Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

WIKA Tekan Beban Utang Hingga Rp6,26 Triliun, Sisanya Masih Segini

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mencatatkan perolehan kontrak baru senilai Rp15,5 triliun hingga September 2024. (Dok/Istimewa).
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mencatatkan perolehan kontrak baru senilai Rp15,5 triliun hingga September 2024. (Dok/Istimewa).
Intinya sih...
  • WIKA berhasil menurunkan beban utang hingga Rp6,26 triliun sepanjang kuartal II-2024 hingga kuartal II-2025.
  • Proyek bulanan naik signifikan dengan 96 persen proyek dibayar setiap bulan.
  • WIKA memperbaiki arus kas melalui percepatan penagihan piutang bermasalah.

Jakarta, FORTUNE - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menunjukkan kemajuan signifikan dalam upaya penyehatan keuangannya. BUMN Karya ini berhasil memangkas beban utang Rp6,26 triliun dalam periode satu tahun, dari kuartal II-2024 hingga kuartal II-2025.

Dengan pencapaian tersebut, total utang WIKA kini mencapai Rp33,6 triliun. Penurunan ini seluruhnya dibiayai menggunakan kas operasional perusahaan, bukan melalui pinjaman baru.

Senior Manager Corporate Relations WIKA, William, menegaskan komitmen perusahaan tidak menambah utang demi membayar kewajiban yang ada.

“Kami tidak pakai utang lagi [untuk membayar utang],” ujar William dalam acara media briefing di Jakarta, Rabu (30/7).

Langkah ini merupakan bagian dari delapan metode penyehatan keuangan yang dijalankan WIKA sejak 2023, yang diatur dalam master restructuring agreement (MRA) dengan perbankan. Dalam perjanjian itu, WIKA tidak diperbolehkan menambah utang baru tanpa persetujuan kreditur.

William menjelaskan beban bunga merupakan salah satu komponen biaya yang paling menekan keuangan perseroan. “Beban bunga itu salah satu faktor yang cukup tinggi yang harus kami tekan,” ujarnya.

Secara terperinci, WIKA telah membayar pokok obligasi, sukuk, dan pinjaman perbankan senilai Rp5,60 triliun. Perusahaan juga sukses memangkas utang usaha kepada mitra kerja sebesar Rp660 miliar pada periode yang sama.

Untuk memperkuat arus kas, WIKA merombak struktur kontrak proyek secara mendasar. Saat ini, 96 persen proyek WIKA telah menggunakan sistem pembayaran bertahap bulanan (monthly progress payment), melonjak drastis dari hanya 35 persen pada 2019.

“Hampir 96 persen proyek kami sekarang sudah bisa diterminkan setiap bulan. Margin dari proyek ini kami gunakan untuk bayar ke vendor dan perbankan,” jelas William.

Selain itu, WIKA juga telah menghentikan skema pinjaman talangan dari pemasok (supplier financing) sejak 2023. Langkah strategis ini bertujuan menjaga neraca keuangan tetap sehat dan menghindari penumpukan kewajiban jangka pendek.

Di sisi lain, WIKA aktif mempercepat penagihan piutang bermasalah melalui divisi asset management. Hasilnya, perusahaan berhasil menurunkan piutang usaha sebesar Rp1,33 triliun sepanjang triwulan kedua 2024 hingga triwulan II-2025, yang berdampak langsung pada likuiditas.

Upaya efisiensi juga terus digalakkan melalui berbagai inisiatif, mulai dari implementasi enterprise resource planning (ERP), lean construction, hingga kebijakan negative employee growth. Langkah-langkah ini berhasil menekan beban biaya operasional hingga Rp18 miliar per bulan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us