Jakarta, FORTUNE – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) baru saja meluncurkan platform MICE.id, yang jadi rujukan informasi publik dan ekosistem MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) yang Berkelanjutan. Platfrom ini merupakan bagian dari upaya pemerintah meningkqtkan digitalisasi dan inventarisasi database pada industri MICE di Indonesia.
Menteri Parekraf, Sandiaga Salahuddin Uno, menyebut platform ini adalah bagian dari langkah strategis Kemenparekraf yang dibangun bersama Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan PT Teknologi GoVirtual Indonesia (GoVirtual). “Mempercepat proses koordinasi dan kolaborasi para stakeholder MICE, baik dari dalam maupun luar negeri,” ujarnya dalam weekly brief Kemenparekraf, Senin (18/3).
MICE.id memiliki fitut berupa Pre Schedule Appointment (PSA) untuk mendukung event B2B trade show. Dengan platform gratis ini, para penyelenggara trade show exhibition di Indonesia bisa berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan yang berkontribusi, seperti yang sudah dilakukan oleh negara-negara lain.
Meski begitu, Kemenparekraf meyakini bahwa kesadaran dalam mengadakan MICE dengan konsep yang berkelanjutan diperlukan, demi meningkatkan daya saing Indonesia sebagai salah satu destinasi MICE berskala global.
Kemenparekraf menyampaikan lima elemen MICE ramah lingkungan, yang bisa jadi rujukan para perencana acara dalam mengadakan MICE berkelanjutan.
1. Pemilihan lokasi
Para perencana kegiatan dan pihak penyelenggara, sebaiknya memprioritaskan lokasi acara, baik itu hotel atau ballroom yang memiliki paket pertemuan berkonsep hijau.
Bila perlu, lokasi diadakannya acara harus memiliki serifikat di bidang lingkungan, seperti green building, ASEAN Green Hotel Standard, atau environmental management system (EMS).
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jarak lokasi penyelenggaraan acara dengan tempat bermalam atau pusat kegiatan bagi para peserta.
Semakin dekat jarak tersebut, maka akan semakin baik, mengingat para peserta tidak perlu menggunakan kendaraan bermotor untuk menuju lokasi acara, sehingga mengurangi produksi karbon.
2. Pemilihan sarana transportasi
Dalam memfasilitasi transportasi bagi para pengisi acara atau peserta lainnya, penyelenggara perlu mempertimbangkan untuk menggunakan sarana transportasi yang ramah lingkungan, seperti penerbangan langsung untuk mengurangi emisi karbon, atau penggunaan transportasi publik dan kendaraan listrik.
3. Sediakan konsumsi lokal dan ramah lingkungan
Hal ini bisa diupayakan dengan menyajikan makanan yang menggunakan bahan baku dari sekitar lokasi acara dan menggunakan bahan baku organik, sehingga berpotensi mengurangi emisi karbon.
Selain itu, sajikan setiap konsumsi dengan menggunakan kemasan yang ramah lingkungan, seperti penggunaan gelas, piring keramik, alih-alih menggunakan botol plastik.
4. Manfaatkan teknologi
Selain bisa memudahkan setiap pekerjaan yang Anda lakukan dalam MICE, teknologi juga bisa mengurangi penggunaan material yang tidak ramah lingkungan, seperti kertas atau backdrop.
Anda bisa memanfaatkan materi seminar dalam bentuk softcopy, untuk mengurangi penggunaan kertas yang sia-sia. Selain itu, untuk backdrop, penggunaan teknologi layar LCD yang hemat energi juga bisa mengurangi penggunaan bahan spanduk cetak, yang tidak efisien.
5. Perhatikan pengelolaan limbah MICE
Penyelenggaraan MICE sudah pasti menghasilkan sejumlah sampah yang dihasilkan dari para peserta.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh International Exhibition Alliance di UK pada 2001, produksi rerata sampah di sebuah pameran bisa mencapai 2.900 ton, dan biaya pengelolaan sampah dari 823 pameran di UK selama tahun 2001 mencapai US$730 juta atau sekitar Rp11,44 triliun (kurs Rp15.672,70 per dolar AS).
Dengan demikian, pengelolaan sampah yang efektif dan efisien sebaiknya bisa disediakan oleh penyelenggara MICE. Selain membuat acara yang diadakan jadi lebih rapih dan berkesan baik, penghematan biaya juga bisa terjadi. Anda bisa mulai dari menyediakan tempat sampah yang sudah dikelompokkan, selain itu bekerja sama dengan vendor spesialis sampah daur ulang juga bisa dilakukan.
Demikianlah ulasan lima elemen penting yang bisa diperhatikan oleh para penyelenggara MICE, untuk bisa mengadakan acara yang berkelanjutan. Mengacu pada prinsip sirkular ekonomi, pengelolaan kegiatan MICE yang ramah lingkungan pada akhirnya juga akan menjadi keuntungan tersendiri bagi industri ini, karena meningkatkan daya saing dan nilai tambah penyelenggaraan MICE Indonesia, di mata dunia.