Jakarta, FORTUNE – Tren kuliner terus berkembang setiap tahun. Memasuki tahun 2023, banyak hal baru yang diperkirakan akan menjadi tren, tak terkecuali untuk sektor kuliner yang jadi penopang ekonomi kreatif.
Sepanjang 2022, bermacam kuliner khas negara lain, seperti corn dog, salmon mentai, croffle, tteokbokki atau kudapan khas dalam negeri seperti kue balok atau samabal bakar cukup viral dan populer di kalangan masyarakat dengan berbagai inovasinya.
Melansir Futurefoods.io, berikut ini Fortune Indonesia akan mengulas sejumlah prediksi tren kuliner terbaik pada 2023.
1. Butter Boards
Berawal dari konten makanan di media sosial–terutama TikTok–‘butter boards’ menampilkan daya tarik pada macam-macam makanan yang disajikan dengan cara serupa. Butter Boards mudah disesuaikan dengan macam olesan mentega, dan dengan menambahkan topping Anda sendiri ke berbagai jenis bahan dasar yang dapat dioleskan.
Saat dipasangkan dengan roti, papan mentega bisa menjadi tambahan yang bagus dengan sntuhan unik dan mudah diingat. Model olesan butter board pada dasarnya murah dikreasikan, namun menampilkan sebuah gaya kuliner yang tak murahan.
2. Makanan Asia Timur
Asia Timur, seperti Cina, Jepang, atau Korea, memiliki beragam budaya dan masakan. Perpaduan bumbu dan citarasa manis-pedas, umami, atau jeruk yang menyengat menjadi dasar kuat yang membuat kuliner ini digemari di berbagai penjuru dunia.
Jenis-jenis makanan Asia Timur, antara lain mie, sup, sampai berbagai macam dumpling, dapat diadaptasi untuk memenuhi berbagai selera, metode penyajian, dan profil rasa. Fleksibilitas ini adalah kunci bagi pemilik restoran yang ingin berdiri di atas keramaian dengan menu Asia Timur mereka sendiri.
3. Minuman non-Alkohol
Pandemi telah munculkan sebuah tren unik minuman alkohol, namun disajikan dengan kadar rendah atau bahkan tanpa alkohol sama sekali. Minuman non-alkohol dan koktail menjadi sangat populer pada 2022, dan kategori tnpa alkohol atau yang berkadar rendah diharapkan tumbuh sebesar 23 persen selama empat tahun ke depan.
Tren ini juga ditandai dengan kemunculan ‘bar tanpa alkohol’ yang menampilkan minuman menyenangkan namun tanpa mengandung alkohol. Selama ini, minuman ini kita kenal dengan sebutan mocktail. Minuman non-alkohol mudah dibuat dan disajikan, dan tanpa tambahan minuman keras yang mahal, bisa sangat menguntungkan.
4. Makanan berbahan dasar tanaman
Pandemi Covid-19 pada awal 2020 telah banyak mengubah pola makanan manusia. Kesehatan pada akhirnya menjadi sangat penting dan begitu berharga. Banyak masyarakat mulai mengubah pola hidup sehat dan memilah jenis makanan, dari yang didominasi daging hewan menjadi lebih ke bahan tanaman. Banyak individu yang akhirnya beralih menjadi seorang vegetarian atau vegan.
Pada saat kenaikan biaya makanan terjadi di masa krisis pangan, makanan vegetarian biasanya jauh lebih murah untuk dimasak daripada alternatif daging, dan menawarkan lebih banyak keuntungan dari sisi kesehatan. Bahkan, industri pengganti daging diperkirakan akan menghasilkan pendapatan kotor lebih dari US$12 miliar pada 2029.
5. Pangan berkelanjutan
Tak dapat dipungkiri, kerusakan lingkungan juga diperburuk dari konsumsi makanan manusia. Tak hanya sisa makanan, namun juga penggunaan bahan baku yang berlebihan telah menimbulkan kekhawatiran akan kehabisan sumber daya.
Konsumen saat ini sadar akan dampak lingkungan dari restoran favorit mereka, dan banyak yang mempertimbangkan keberlanjutan saat memilih makanan. Pengunjung modern ingin tahu bahwa apa yang mereka makan sadar lingkungan, dan mereka tidak takut menolak bisnis yang tidak memenuhi standar.
Tren ini berasal dari meningkatnya kesadaran akan praktik tidak etis di industri restoran, dengan banyak pelanggan yang merasa tidak nyaman mendukung aktivitas tersebut. Dengan menunjukkan praktik berkelanjutan, pemilik restoran menawarkan pengalaman bersantap tanpa rasa bersalah kepada pelanggan.