Jakarta, FORTUNE – Menikmati masa pensiun atau berhenti bekerja dalam kondisi sejahtera dan mapan tentu merupakan impian bagi banyak orang. Namun, terkadang keputusan untuk berhenti kerja atau pensiun dari pekerjaan seringkali tak selaras dengan situasi finansial Anda saat ini dan tjustru membuat stres.
Salah satu tujuan bekerja adalah untuk mendapatkan penghasilan yang digunakan bertahan hidup dan memenuhi berbagai kebutuhan pribadi maupun keluarganya. Oleh sebab itu, pekerjaan memiliki posisi penting bagi kelangsungan hidup seseorang, entah dilakukan sebagai pekerja tetap atau lepasan.
Meski begitu, ada suatu masa di mana Anda harus berhenti bekerja atau pensiun lebih awal, misalkan jika Anda sudah memasuki usia yang sudah tak produktif lagi atau memutuskan pensiun dini akibat kondisi tertentu.
Investopedia menuliskan, terdapat sejumlah hal yang perlu Anda lakukan sebelum memutuskan pensiun, yakni pemahaman yang kuat tentang anggaran, rencana investasi dan pengeluaran yang dipertimbangkan dengan cermat untuk tabungan hidup, utang yang terkendali, serta berbagai rencana kita menjalani hidup setelah berhenti kerja.
Berikut ulasan mengenai sejumlah tanda yang menunjukkan bahwa seseorang belum siap untuk berhenti bekerja atau pensiun.
1. Sulit membayar tagihan
Menurut Investopedia, tanda pertama kita belum siap untuk pensiun adalah kondisi sulit dalam membayar berbagai tagihan, baik listrik, pajak kendaraan, atau utang-utang yang selama ini digunakan. Setelah berhenti kerja atau pensiun, kemampuan Anda tagihan ini akan menjadi tantangan baru dikarenakan sudah tidak ada lagi pemasukan rutin yang Anda dapatkan. Apalagi jika Anda tidak memiliki jaminan masa tua.
Biasanya, pekerja di Indonesia punya jaminan hari tua, atau asuransi pekerja yang selama masa kerja dipotong dari gaji yang diterima. Sebelum memutuskan untuk benar-benar pensiun, pastikan bahwa semua sumber biaya hidup ini bisa memenuhi kebutuhan biaya hidup setelah berhenti kerja. Bila masih sulit, artinya kita belum siap untuk pensiun.
2. Punya utang besar
Masih berhubungan dengan kemampuan membayar tagihan, bila Anda memiliki utang cukup tinggi, artinya Anda belum siap untuk berhenti kerja atau pensiun. Sebab, tidak ada jaminan untuk membayar utang-utang tersebut tepat waktu.
Membayar utang sebelum pensiun mungkin berarti bekerja lebih lama dari yang Anda inginkan, namun hal ini mungkin sepadan dengan rasa kemudahan yang timbul karena tidak harus menanggung semua pembayaran bulanan yang akan membebani.
3. Tak memikirkan pengeluaran besar di masa pensiun
Masuk masa pensiun atau hidup tanpa bekerja bukan berarti Anda tak memiliki pengeluaran. Saat tak ada penghasilan, bukan berarti rumah yang Anda tinggali tidak memerlukan biaya perawatan, bukan berarti kita tak butuh liburan, termasuk masalah kesehatan yang seringkali memakan biaya besar di masa tua kita.
Untuk itu, memikirkan pengeluaran besar di masa berhenti kerja harus dipikirkan dengan perencanaan pembiayaan yang matang, seperti asuransi kesehatan misalnya. Bila hal ini tidak pernah terpikirkan atau diupayakan, berarti kita belum siap untuk pensiun.
4. Belum mencapai usia mendapatkan jaminan sosial
Jaminan sosial bagi para pekerja di Indonesia adalah Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP). Keduanya memiliki batas usia untuk bisa dicairkan. Menurut Peraturan Pemerintah no.46/2015, JHT dan JP bisa dicairkan saat pekerja mencapai usia pensiun, yakni 56 tahun untuk JHT dan 58 tahun untuk JP.
Untuk JHT mungkin saja diklaim sebelum pekerja memasuki usia pensiun, dengan catatan berhenti kerja atau mengalami pemberhentian. Namun, untuk JP, biaya baru bisa diklaim ketika pekerja memasuki masa pensiun. Artinya, bila Anda berhenti kerja di usia yang belum sesuai aturan penerima jaminan, tidak bisa mengklaim dana yang sebenarnya adalah hak Anda.
5. Tidak punya rencana keuangan jangka panjang dan pendek
Hal ini penting, mengingat faktor keuangan adalah hal yang akan selalu kita hadapi sepanjang hidup, entah dalam kondisi bekerja aktif atau pensiun. Perencanaan menjadi krusial, karena kesalahan dalam pengelolaan keuangan akan menyebabkan kesulitan hidup.
Misalnya, saat kita memiliki uang pensiun Rp4 juta setiap bulan, namun dengan perencanaan yang kurang baik, uang tersebut diinvestasikan semuanya ke dalam saham, dan langsung turun dalam waktu yang cukup lama. Akibatnya, kita akan kesulitan finansial karena tidak memiliki cadangan dana untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
6. Tidak menghitung inflasi
Bila kita tidak pernah memikirkan inflasi yang terjadi setiap tahunnya di berbagai belahan dunia, itu artinya kita belum siap untuk pensiun atau berhenti kerja. Inflasi pasti terjadi dan akan mempengaruhi kemampuan kita dalam memenuhi berbagai kebutuhan.
Oleh sebab itu, penghitungan yang tepat akan membuat kita matang dalam perencanaan keuangan. Mengabaikan dampak inflasi adalah salah satu kesalahan perencanaan pensiun yang paling umum dan dapat menimbulkan implikasi jangka panjang yang serius jika tidak diperhitungkan dengan benar
7. Khawatir pada masa pensiun
Kondisi ini adalah indikator sederhana yang menunjukkan bahwa Anda belum siap untuk pensiun. Seharusnya masa pensiun adalah masa yang bisa diterima dengan ikhlas dan tenang, bukan sebaliknya. Pensiun atau berhenti kerja tidak boleh membuat seseorang justru merasakan kekhawatiran berlebih dan berpotensi mengganggu pikiran.
8. Masih cinta pekerjaan
Tanda lain yang juga sederhana menunjukkan ketidaksiapan Anda menjalani masa pensiun adalah kecintaan Andapada pekerjaan yang diakukan. Mungkin usia boleh masuk masa pensiun, namun bila kita masih memiliki kecintaan pada pekerjaan, ada baiknya hal itu tetap Anda lakukan, walaupun dalam bentuk berbeda dan mungkin hanya paruh waktu.
Bekerja memiliki manfaat di luar finansial. Pekerjaan yang kita sukai melibatkan pikiran, menawarkan interaksi sosial, memberikan tujuan pada hari-hari kita, dan menciptakan rasa pencapaian. Semua hal ini dapat membantu kita tetap sehat dan bahagia seiring bertambahnya usia.
Demikianlah sejumlah tanda yang menunjukkan bahwa seseorang belum siap untuk pensiun atau berhenti bekerja. Smeoga bermanfaat.