Airlangga Sebut RI Bisa Jadi Tujuan Investasi Properti Terbaik

Didukung pemerintah dan pertumbuhan baik di sektor properti.

Airlangga Sebut RI Bisa Jadi Tujuan Investasi Properti Terbaik
Menko Ekon, Airlangga Hartarto. (dok. ekon.go.id)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan Indonesia saat ini sudah menjadi tujuan investasi properti terbaik di dunia. Dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia menjadi pasar properti yang menarik bagi investor. 

“Dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia yakni sekitar 273 juta jiwa, dan bonus demografi yang akan terjadi sampai beberapa tahun ke depan, permintaan properti di Indonesia khususnya untuk smart and green city, akan semakin meningkat pula,” kata Menko Airlangga, seperti dikutip dari laman resmi ekon.go.id, Rabu (20/9).

Menurutnya, sektor properti Indonesia, saat ini sudah mulai menerapkan pembangunan berkelanjutan melalui konsep kota ramah lingkungan. Hal ini dipandang penting untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi bersamaan dengan perlindungan lingkungan.

Dukungan pemerintah

Instagram/ Nyoman Nuarta

Airlangga mengatakan, pemerintah pun sangat mendukung ekosistem industri properti berkelanjutan melalui sejumlah upaya, seperti pengesahan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang bertujuan memperbaiki iklim investasi di Indonesia. Menurutnya, hal ini dapat memberi dampak signifikan terhadap sekitar 174 industri pendukung properti, mulai dari konstruksi, tenaga kerja, hingga bahan bangunan.

“Guna mendorong peningkatan permintaan dan investasi di sektor properti, Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan seperti Loan to Value 100 persen dan Financing to Value untuk kredit properti yang berlaku hingga 31 Desember 2023,” kata Airlangga.

Selain itu, konsep pembangunan hijau telah ditunjukkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Struktur Bangunan Gedung yang memuat ketentuan penerbitan sertifikat bangunan ramah lingkungan.

Proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang mengusung konsep kota hijau, menurutnya menjadi proyek unggulan pemerintah. Untuk mencapai efisiensi dan konservasi energi, penggabungan desain bangunan ramah lingkungan, yang memanfaatkan sistem pengelolaan air melingkar dan pendingin distrik, juga akan dilakukan.

Kinerja sektor properti

Properti Pakuwon di Surabaya. Shutterstock/Akhmad Dody Firmansyah

Airlangga mengatakan bahwa properti menjadi salah satu sektor unggulan yang menggerakkan perekonomian Indonesia. Kontribusi sektor properti pada Pandapatan Domestik Bruto (PDB) negara di kuartal kedua 2023 tercatat mencapai 9,43 persen untuk sektor konstruksi dan 2,40 persen untuk sektor real estate.

Meski sektor real estate pada kuartal kedua 2023 masih menunjukkan penurunan 12,30 secara tahunan, tapi penjualan rumah berukuran besar mengalami peningkatan sebesar 15,11 persen (Year in Year/yoy).

Sedangkan dari sisi permintaan, Indeks Permintaan Properti Komersial kategori sewa tumbuh 5,87 persen (yoy) seiring Indeks Permintaan Properti Komersial kategori penjualan yang juga meningkat 0,36 persen (yoy) di periode yang sama.

Peningkatan indeks ini bisa menimbulkan momentum positif dalam industri properti komersial, yang berpotensi meningkatkan aktivitas dan penjualan properti di dalam negeri. 

Magazine

SEE MORE>
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024

IDN Channels

Most Popular

OJK Digeledah KPK, Juru Bicara Buka Suara
Daftar Saham Lo Kheng Hong, Sektor Keuangan hingga Energi!
Siapa Pemilik Sritex? Ini Profil dan Perusahaannya
Kinerja Smartfren Memburuk, Bosnya Ungkap Persaingan yang Makin Berat
Sritex Resmi Pailit Usai Kasasi Ditolak, Berutang Rp26 T
Sritex Siap Ajukan Peninjauan Kembali (PK), Belum Menyerah