Apa itu G20? Pengertian, Sejarah, dan Negara Anggotanya

G20 mewakili 85 persen perekonomian dunia.

Apa itu G20? Pengertian, Sejarah, dan Negara Anggotanya
ANTARA FOTO/Pool via REUTERS/Ludovic Marin.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Sebagian orang belum mengerti betul apa itu G20. Artikel di bawah ini akan menjelaskan lebih detail mengenai pengertian, sejarah, serta jenis pertemuannya.

Untuk pertama kalinya, Indonesia didapuk menjadi tuan rumah atau memimpin presidensi G20 (Group of 20) yang dimulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022. 

Dari seluruh anggotanya, Indonesia menjadi negara Asia kelima yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan G20, setelah Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, dan Arab Saudi.

Presidensi G20 sendiri ditetapkan secara konsensus pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) berdasarkan rotasi kawasan dan selalu berganti setiap tahun. 

Penentuan presidensi atau Troika dilaksanakan secara intensif setiap tahunnya. Hal ini bertujuan untuk menjaga koodinasi dan kesinambungan kegiatan prioritas G20. 

Tahun ini, Indonesia menerima estafet keketuaan G20 dari Italia dan akan menyerahkan presidensi berikutnya pada India. Lantas, apa itu G20? Simak selengkapnya di artikel berikut ini.

Apa itu G20?

Isu perubahan iklim jadi salah satu hal penting yang dibahas dalam KTT G20, Roma, Italia. (dok. Kemenkeu)

G20 atau disebut Group of Twenty ini adalah sebuah forum kerja sama global antar negara-negara dengan perekonomian yang terbesar di dunia.

Melansir laman Kementerian Keuangan (25/3), G20 memiliki peranan strategis dalam mengamankan pertumbuhan dan kemakmuran ekonomi global, saat ini hingga ke depan.

Secara kolektif, G20 mewakili setidaknya 85 persen perekonomian dunia, 80 persen investasi global, 75 persen perdagangan internasional, serta 60 persen populasi dunia.

Forum ini fokus pada masalah ekonomi global, tetapi juga membahas segala kaitannya dengan isu-isu di sektor lain, seperti politik, sosial, maupun budaya.

Sejarah G20

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww

Sesuai kutipan dari laman khusus G20 di situs Kemenko Perekonomian, pembentukan G20 diawali oleh kekecewaan komunitas internasional pada kegagalan G7–tujuh negara dunia dengan kekuatan ekonomi terbesar–dalam mencari solusi bagi berbagai masalah perekonomian global yang dihadapi saat ini.

Negara-negara dengan pendapatan menengah dan punya pengaruh ekonomi secara sitemik pada ekonomi global dirasa perlu untuk diikutsertakan dalam forum yang ada, guna mendapatkan berbagai solusi permasalahan ekonomi global.

Pada tahun 1999, atas saran para Menteri Keuangan G7 (Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Prancis), para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara G20 mulai mengadakan pertemuan untuk membahas respon terhadap krisis keuangan global 1997–1999. Mulai saat itulah, pertemuan tingkat Menteri Keuangan mulai rutin dilaksanakan tiap musim gugur.

Sembilan tahun berselang, pada 14–15 November 2008, para pemimpin negara-negara G20 berkumpul untuk KTT G20 yang pertama. Pada kesempatan itu, para pemimpin negara tersebut mengoordinasikan respons global terhadap dampak krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan sepakat untuk mengadakan pertemuan lanjutan.

KTT pun mulai diadakan setiap tahun, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 melakukan pertemuan beberapa kali setahun. Berbeda forum multilateral lainnya, G20 tidak punya sekretariat tetap. Namun, forum ini memiliki tuan rumah (presidensi) yang dipegang oleh salah satu negara anggota dan berganti setiap tahun.

Negara-negara anggota G20

Perdana Menteri Italia Mario Draghi berjabat tangan dengan Presiden Indonesia Joko Widodo saat ia tiba untuk Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Roma, Italia, Sabtu (30/10). ANTARA FOTO/REUTERS/Guglielmo Mangiapane

Berdasarkan sejarah pembentukannya, pengembangan dari forum G7 yang sudah berdiri sebelumnya. Artinya, sebanyak 7 negara dalam G7, di antaranya:

  1. Amerika Serikat
  2. Inggris
  3. Italia
  4. Jepang
  5. Jerman
  6. Kanada
  7. Prancis.

Keanggotaan ini pun bertambah 13 negara atau anggota lainnya, sehingga total anggota G20 ada 20 negara. Adapun pertambahan anggota tersebut yakni: 

  1. Argentina
  2. Australia
  3. Brasil
  4. Cina
  5. Indi
  6. Indonesia
  7. Republik Korea
  8. Meksiko
  9. Rusia
  10. Arab Saudi
  11. Afrika Selatan
  12. Turki
  13. Uni Eropa. 

Jadi, secara umum, G20 beranggotakan 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa (EU).

Setiap tahunnya, presidensi mengundang negara-negara tamu, yang mengambil bagian penuh dalam latihan G20. Selain itu, beberapa organisasi internasional maupun regional juga turut berpartisipasi dalam forum memberikan pandangan.

Pembahasan di G20

Adapun forum G20 membahas dua arus isu utama, yakni Finance Track dan Sherpa Track.

Finance Track

Pada Finance track, arus isu yang dibahas adalah ekonomi dan keuangan, seperti kebijakan fiskal, moneter dan riil investasi infrastruktur, regulasi keuangan, inklusi keuangan, serta perpajakan internasional. Pembahasan ini dilakukan oleh para Menkeu dan Gubernur Bank Sentral negara-negara anggota.

Sherpa Track

Sementara, mengutip istilah para pemandu gunung di Himalaya, Sherpa Track berisi pembahasan isu-isu yang lebih luas. Hal ini sebagai pembuka jalan menuju isu keuangan dan perekonomian global.

Permasalahan yang dibicarakan, antara lain geopolitik, antikorupsi, pembangunan, perdagangan, energi, perubahan iklim, dan kesetaraan gender. Pembahasannya pun dilakukan oleh kementerian terkait di masing-masing negara anggota.

Jenis pertemuan G20

Terdapat tiga jenis agendan pertemuan G20 yang harus Anda ketahui, antara lain sebagai berikut:

Kelompok Kerja

Kelompok Kerja atau Working Groups adalah pertemuan antara negara 20 dengan para ahli yang membahas mengenai isu-isu spesifik.

Kelompok Kerja akan berdiskusi dan hasilnya akan dimasukkan ke dalam bagian kementerian terkait.

Pertemuan Tingkat Menteri dan Deputi

Pertemuan Tingkat Menteri dan Deputi atau Ministerial and Deputies Meetings dihadiri oleh sejumlah menteri keuangan dan gubernur bank sentral. Adapun isu yang dibahas berkaitan dengan finance track.

Selanjutnya, hasil diskusi yang dilakukan oleh keduanya akan dibawa pada pertemuan selanjutnya, yakni Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) atau Summit adalah puncak dari agenda G20, yakni rapat untuk tingkat kepala negara atau pemerintahan.

Manfaat G20 bagi Indonesia

Ada beberapa manfaat G20 bagi Indonesia sendiri, antara lain:

  1. Indonesia sebagai Presidensi G20 adalah sebuah bukti Indonesia memiliki kemampuan dan kritis di bidang ekonomi.
  2. Sebagai bentuk pengakuan stus Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki perekonomian terbesar di dunia.
  3. Dai sisi aktivitas ekonomi, menambah nilai pemulihan Indonesia di bidang domestik dan internasional.
  4. Kesempatan bagi Indonesia di mata dunia untuk menunjukkan kemampuannya dalam pemulihan ekonomi global.
  5. Memusatkan perhatian negara lain ke Indonesia, khususnya di bidang ekonomi dan keuangan.
  6. Sebagai sarana untuk memperkenalkan produk unggulan dan wisata Indonesia di kancah internasional.

Itulah tadi penjelasan lebih rinci apa itu G20. Dengan adanya agenda ini dan Indonesia menjadi tuan rumah adalah pembuktian bahwa Indonesia memiliki kekuatan ekonomi global yang kuat.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024