Jakarta, FORTUNE – Bank Dunia merilis laporan yang menyebutkan bahwa serangan militer Israel di jalur Gaza telah menghancurkan Infrastruktur senilai US$18,5 miliar atau sekitar Rp294,39 triliun (kurs Rp15.912,93 per dolar AS).
Jumlah kerusakan infrastruktur itu setara dengan output ekonomi selama satu tahun di Gaza dan wilayah Tepi Barat. “Kejutan terhadap perekonomian Gaza akibat konflik yang sedang berlangsung adalah salah satu guncangan terbesar dalam sejarah perekonomian saat ini,” tulis Bank Dunia, dilansir dari laman Bloomberg.com, Rabu (3/4).
Laporan tersebut menggunakan sumber pengumpulan data jarak jauh untuk mengukur kerusakan infrastruktur di sektor-sektor penting sejak Israel menanggapi serangan Hamas hingga akhir Januari 2024.
Temuan Bank Dunia menunjukkan bahwa sektor perumahan menyumbang 72 persen total kerusakan; diikuti kerusakan infrastruktur pelayanan publik seperti air, kesehatan dan pendidikan 19 persen; dan kerusakan pada bangunan komersial dan industri sebesar 9 persen.
Hingga kini, hanya sedikit aset yang tertinggal dalam kondisi utuh. “Operasi Israel telah meninggalkan 26 juta ton puing-puing, yang mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dibersihkan,” ungkap mereka.
Kerusakan infrastuktur menyebabkan lebih dari satu juta orang kehilangan tempat tinggal dan tiga perempat penduduk kini harus mengungsi. Terlebih, penyaluran bantuan kemanusiaan dasar menjadi sangat sulit karena lebih dari 90 persen jalan utama hancur atau rusak dan komunikasi sangat terbatas.
Dampak kelam
Bloomberg.com menggambarkan temuan dalam laporan ini sebagai salah satu penilaian paling terperinci mengenai kehancuran yang diakibatkan oleh serangan Israel di wilayah Gaza, usai militan Hamas menyerang bagian selatan Israel dan menewaskan sekiatr 1.200 orang pada Oktober 2023.
Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas melaporkan warga Palestina yang terbunuh dalam serangan balasan itu mencapai 3.200 orang.
“Sekitar 74 persen warga Palestina di Gaza kini menganggur dan PDB wilayah tersebut telah turun sebesar 86 persen pada kuartal terakhir tahun ini,” tulis Bloomberg mengacu pada laporan Bank Dunia.
Berdasarkan gambaran ini, maka lebih dari separuh penduduk Gaza saat ini berada di ambang kelaparan dan seluruh penduduknya mengalami kerawanan pangan akut dan kekurangan gizi.
Dampak buruk juga terjadi pada kesehatan fisik dan mental bagi perempuan, anak-anak, orang lanjut usia, dan penyandang disabilitas. Bahkan, banyak anak-anak yang akan menghadapi konsekuensi seumur hidup pada perkembangan mereka.