Jakarta, FORTUNE – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mengkhawatirkan banyaknya wisatawan dalam negeri yang bepergian dan pelesiran ke luar negeri bisa menyebabkan devisa negara bocor.
Alasannya, arus pendapatan negara yang seharusnya mengalir ke dalam negeri, justru keluar dari Indonesia ke negara lain atau net out flow. “Saya sudah mendapatkan data awal bahwa keterisian penumpang dari penerbangan ke luar negeri jauh lebih penuh diisi oleh masyarakat Indonesia daripada wisatawan mancanegara yang datang berkunjung ke Indonesia,” ujarnya dalam weekly press briefing, Senin (6/3).
Menurutnya, hal ini perlu disikapi secara serius oleh seluruh pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif. “Tahun sebelumnya, sebelum pandemi, kita masih net in flow sekitar 4 juta. Tapi, ini ada potensi kita net out flow. Masih awal datanya, tapi kita harus cepat bergerak, jangan sampai nanti kita menyesal, karena lebih banyak yang ke luar negeri,” katanya.
Wisata kesehatan
Sandiaga menyatakan, salah satu sektor yang diwaspadai yakni sektor kesehatan karena ada sekitar 600 ratus hingga 2 juta penduduk Indonesia menghabiskan US$11 miliar atau kurang lebih Rp160 triliun lebih untuk berobat ke luar negeri, salah satu yang populer adalah ke Penang, Malaysia.
Hal itu menurutnya bisa diatasi dengan peningkatan layanan kesehatan dalam negeri dalam konsep wisata kesehatan (medical tourism). "Ini yang kita harapkan segera kita tindak lanjuti, saya sudah berkoordinasi dengan Bapak Menteri Kesehatan dan kita harapkan ada beberapa reformasi struktural di bidang kesehatan, seperti penambahan pasokan layanan kesehatan dan juga SDM dokter dari luar Indonesia,” ujar Sandiaga.
Pemberian kesempatan para dokter dari diaspora Indonesia untuk berkarya di Indonesia cukup memungkinkan untuk dilakukan, mengingat akan ada banyak Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) wisata kesehatan, seperti yang tengah dibentuk di Sanur, Bali. Hal ini menurutnya bisa menjadi solusi untuk menahan warga Indonesia yang ingin berobat ke luar negeri.
Antisipasi low season
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ada sekitar 735,95 ribu wisatawan mancanegara yang datang berkunjung ke Indonesia pada Januari 2023. “Jika dibandingkan dengan Januari 2022, mengalami peningkatan hingga 503,34 persen,” ujarnya.
Namun, bila dibandingkan dari bulan sebelumnya, jumlah ini menurun dari 895,12 kunjungan wisman. “Kita memasuki low season, jadi ada beberapa antisipasi penurunan jumlah wisman. Kita bisa melakukan mitigasi dengan menjalin kerja sama dengan mitra wholeseller atau airlines untuk menawarkan beberapa promo,” ujar Sandiaga.
Selain itu, pemerintah juga akan gencar mengadakan program aktivasi family trip dan promosi lewat keikutsertaan di pameran internasional terbesar, seperti SATTE di India dan International Tourism Board di Berlin, Jerman. “Dan ada roadshow investasi di Hong Kong, sehingga diharapkan akan mendatangkan lebih banyak wisman di masa low season ini,” katanya.