Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima delapan delegasi kongres Amerika Serikat (AS) di Istana Merdeka, Rabu (3/5). Pertemuan itu membahas sejumlah isu penting dalam hubungan bilateral kedua negara.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, mengatakan delegasi kongres AS dipimpin oleh Vern Buchanan. “Bapak Presiden menekankan dua hal, yaitu kemitraan yang setara dan komitmen untuk memperkokoh kerja sama ekonomi di antara dua negara,” ujarnya seperti terpantau dari akun YouTube Setpres, Kamis (4/5).
Selain itu, terdapat sejumlah isu penting yang dibahas Presiden Jokowi bersama para delegasi kongres AS. Berikut perinciannya.
Peningkatan kemitraan yang setara
Menurut Menlu, salah satu hal yang ditekankan presiden dalam pertemuan dengan delegasi kongres AS mengenai kemitraan yang didasarkan kesetaraan dan menghasilkan kerja sama saling menguntungkan (win-win).
"Ini betul-betul ditekankan oleh kedua belah pihak,” ujarnya.
Limited free trade agreement
Pertemuan itu juga membahas tentang kesepakatan perdagangan bebas terbatas antarnegara atau limited free trade agreement.
Melansir Reuters (10/4), Indonesia telah mengusulkan perjanjian perdagangan bebas untuk beberapa komoditas mineral yang diekspor ke AS, sehingga perusahaan yang terlibat dalam rantai pasokan baterai kendaraan listrik yang beroperasi di negara tersebut dapat memperoleh keuntungan dari kredit pajak AS.
Meski Indonesia tidak memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan AS, tapi produk nikel indonesia bisa menjadi komoditas penting dalam rantai pasokan kendaraan listrik AS.
Keketuaan Indonesia di KTT ASEAN 2023
Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan kepada para delegasi bahwa Indonesia akan jadi tuan rumah dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN 2023, yang akan diadakan di Labuan Bajo, pada 9-11 Mei 2023.
Untuk itu, Presiden mengapresiasi dukungan AS pada keketuaan Indonesia di ASEAN, sebagai salah satu mitra penting bagi ASEAN. “Presiden juga mengharap agar Amerika terus memberikan dukungan, support terhadap implementasi dari ASEAN Outlook on the Indo-Pacific,” kata Menlu.
Peningkatan kerja sama ekonomi
Isu keempat yang menjadi pembahasan dalam pertemuan Jokowi dengan delegasi AS, ialah terkait peningkatan kerja sama ekonomi yang kerap menjadi prioritas bagi pemerintah Indonesia. “Presiden menekankan pentingnya isu akses pasar dan perlakuan non-diskriminasi terhadap barang-barang ekspor Indonesia ke AS,” katanya.
Hilirisasi industri
Jokowi menyampaikan tekad kuat Indonesia membangun industri hilir yang kuat. Untuk itu, ia berharap AS mendukung penguatan industri hilir Indonesia. "Dan mengharapkan Indonesia bisa jadi bagian dari rantai pasok AS dan dunia,” ujar Menlu.
Program GSP
Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi juga mengharapkan AS kembali memberi dukungan dan memperpanjang pemberian fasilitas GSP (generalized system of preferences).
Untuk diketahui, GSP adalah merupakan fasilitas perdagangan berupa pembebasan tarif bea masuk, yang diberikan secara unilateral oleh Pemerintah AS kepada negara-negara miskin dan berkembang di dunia untuk meningkatkan ekonomi mereka dan keluar dari kemiskinan.
GSP mempromosikan pembangunan berkelanjutan di negara-negara penerima dengan membantu negara-negara ini untuk meningkatkan dan mendiversifikasi perdagangan mereka dengan Amerika Serikat.