Jakarta, FORTUNE – Konflik Laut Cina Selatan kian memanas. Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menyatakan pihaknya akan siap membela Filipina di tengah perseteruan Beijing dan Manila, menambah situasi kian panas.
Melansir BBC.com, Biden menegaskan komitmen pertahanannya terhadap Filipina jika sewaktu-waktu terjadi serangan. “Komitmen pertahanan Amerika Serikat terhadap Filipina sangat kuat. Setiap serangan terhadap pesawat, kapal, atau angkatan bersenjata Filipina akan mengacu pada Perjanjian Pertahanan Bersama dengan Filipina,” ujarnya di Gedung Putih, seperti dikutip Jumat (27/10).
Apalagi, sejak 1951 AS dan Filipina telah menekan Perjanjian Pertahanan Bersama untuk saling membela jika terjadi serangan bersenjata. Filipina merupakan sekutu strategis penting Amerika, karena berbatasan dengan dua titik konflik potensial di Pasifik, yakni Laut Cina Selatan dan Taiwan.
Joe Biden memperingatkan Cina bahwa AS akan membela Filipina jika terjadi serangan di Laut Cina Selatan yang disengketakan, terutama yang terkait dua tabrakan antara kapal Filipina dan Cina di perairan yang diperebutkan. Menurutnya, kapal-kapal Cina sudah, “Bertindak berbahaya dan melanggar hukum.”
Tanggapan Cina
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Mao Ning, mengatakan AS tak punya hak untuk terlibat dalam masalah Cina dan Filipina.
“Tindakannya (AS) tidak boleh merugikan kedaulatan dan kepentingan maritim Tiongkok di Laut Cina Selatan, dan tidak boleh mendukung atau mendorong klaim ilegal Filipina” ujarnya seperti dikutip BBC.
Konfilk itu memanas setelah kapal China bertabrakan dengan kapal Filipina, pada minggu lalu. Akibat insiden itu, Manila mengutuk dalam tingkat yang paling keras atas manuver pemblokiran yang berbahaya terhadap kapal tersebut.
Manuver berbahaya
Sementara itu, Filipina menyebut bahwa Cina melakukan manuver berbahaya yang dilakukan kapal penjaga Pantai Cina telah menyebabkan tabrakan dengan kapal pasokan Filipina di dalam wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Filipina.
Menteri Pertahanan Filipina, Gilberto Teodoro Jr, mengatakan kapal-kapal Cina dengan sengaja menabrak kapal-kapal Filipina. Ia juga menuding Cina, “Memutarbalikkan cerita demi tujuan mereka sendiri.”
Cina dan Filipina sendiri telah beberapa kali terlibat konfrontasi di Laut Cina Selatan, terutama di perairan yang disengketakan, yaitu di sekitar Second Thomas Shoal, bagian dari Kepulauan Spratly.