BPS: Tidak Ada Provinsi di Indonesia dengan Kategori IPM Rendah

IPM berkategori rendah berada di bawah angka 60.

BPS: Tidak Ada Provinsi di Indonesia dengan Kategori IPM Rendah
Ilustrasi petani muda. (PxHere)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, tidak ada Provinsi di Indonesia berstatus Indeks Pembangunan Manusia (IPM) rendah. Adapun kategori rendah bila IPM di bawah 60.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto, mengatakan bahwa tren pertumbuhan IPM Indonesia pada 2022 mencapai 72,91 atau naik 0,86 persen dibandingkan 2021 yang mencapai 72,29.

“Sudah tidak ada lagi Provinsi dengan status IPM di bawah 60 atau kategori rendah. Provinsi Papua IPM-nya 61,39 pada 2022. Capaian ini menempatkan Papua dengan tujuh Provinsi lainnya dalam status sedang,” ujarnya dalam keterangan, Selasa (15/11).

Menurutnya, IPM Indonesia kini sudah mendekati tren pertumbuhan tahun 2010-2019 atau masa sebelum pandemi Covid-19 dengan rerata kenaikan IPM sebesar 0,87 persen.

Penyebab kenaikan

Ilustrasi PPKM. (ANTARAFOTO/Oky Lukmansyah)

Peningkatan IPM terjadi secara umum seiring penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi, sehingga pembangunan manusia pun menjadi lebih baik dan dampak negatif pandemi pun bisa terakomodir.

“Ini bisa kita lihat dengan pelonggara-pelonggaran dan cakupan vaksinasi yang meluas, di mana hal ini menyebabkan beberapa indikator makro Indonesia di kuartal III/2022 ini masih mengalami peningkatan 5,72 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujarnya. 

Indikator kenaikan

Pekerja menjemur biji kakao yang sudah difermentasi di Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya, Desa Nusasari, Jembrana, Bali, Jumat (26/8). (ANTARAFOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

Kenaikan IPM ini dibentuk oleh beberapa indikator pengukuran, seperti umur harapan hidup saat lahir yang mencapai 71,85 tahun. Kemudian, rerata lama sekolah 8,69 tahun dan harapan lama sekolah mencapai 13,10 tahun. Sementara, pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan mencapai Rp11.479.000.

Bila dilihat dari persentasenya, semua indikator pembentuk IPM tersebut mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Sisi umur harapan hidup naik 0,28 tahun atau naik 0,39 persen, angka harapan sekolah naik 0,02 tahun atau 0,15 persen, rerata lama sekolah naik 0,15 tahun atau 1,76 persen. Sedangkan, pengeluaran per kapita per tahun meningkat Rp323.000 atau 2,90 persen dari tahun 2021.

Capaian tertinggi

ilustrasi kota di Indonesia (unsplash.com/Adrian Pranata)

Menuurt BPS, provinsi dengan capaian IPM tertinggi adalah DKI Jakarta dengan IPM 81,65, dengan kategorinya sangat tinggi. Selain DKI Jakarta, kategori sangat tinggi lainnya–dengan IPM di atas 80–ini juga ditempati oleh Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

“Jika dilihat secara spasial, terdapat tiga Provinsi yang status pembangunan manusianya meningkat dari sedang menjadi tinggi, yaitu Lampung, Sulawesi Tengah, dan Maluku,” kata Setianto.

Related Topics

IPMBPSIndonesia

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina