Jakarta, FORTUNE – CEO sekaligus Founder IDN Media, Winston Utomo, menyampaikan bahwa Indonesia tak punya banyak waktu untuk menjadi negara maju dengan pendapatan tinggi.
Apalagi, kata Winston, tepat di usia 100 tahun Indonesia Merdeka, pada 2045, Indonesia akan menjadi aging country, atau masa ketika usia produktif lebih sedikit daripada yang tak produktif. “Sekarang GDP (Gross Domestic Product) per kapita Indonesia ada di sekitar US$4.000, target kita jika ingin jadi ekonomi terbesar keempat di dunia harus 25-30 ribu dolar Amerika Serikat,” katanya saat membuka Indonesia Millenial and Gen-Z Summit (IMGS) 2022, di Jakarta, Kamis (29/9).
Dengan perhitungan tersebut, kata Winston, maka generasi muda Indonesia tidak boleh tinggal diam, serta harus terus berjuang dengan gigih. “Kita harus memainkan peran kita di dunia ini dengan sungguh-sungguh, karena Indonesia tidak akan menjadi lebih baik bila kita hanya diam dan menunggu, Indonesia tidak akan jadi lebih baik bila kita hanya saling menyalahkan dan tidak mau berkolaborasi,” ujarnya.
Winston berharap, generasi muda Indonesia bisa lebih fokus lagi pada perjuangan menuju mimpi Indonesia yang lebih baik lagi. “Bertanya, apa yang bisa saya berikan untuk Indonesia, dan bukan (bertanya) apa yang Indonesia bisa berikan untuk kita,” tuturnya. “One step at the time, for a better Indonesia.”
Mimpi Indonesia
Apa yang disampaikan oleh Winston adalah mimpi yang dimiliki oleh IDN Media, sebagai penyelenggara IMGS 2022. “Mimpi agar Indonesia bisa jadi lebih baik lagi, negara yang maju dan berkembang, negara yang dibanggakan dan dihormati di seluruh dunia,” ujarnya.
Lebih jauh, Winston menegaskan bahwa mimpi ini adalah mimpi dari 270 juta lebih penduduk Indonesia. Oleh karena itu, tindakan dan komitmen generasi muda sangat dibutuhkan demi mencapai mimpi tersebut. “Bila kita tidak memulai sesegera mungkin, hanya duduk diam, bisa jadi mimpi kita tidak pernah terwujud,” katanya.
Survei milenial dan gen-Z
Pada kesempatan selanjutnya, COO sekaligus Co-Founder IDN Media, William Utomo, menyampaikan bahwa setiap tahunnya, IDN Media merilis laporan seputar generasi milenial dan Gen-z, seiring penyelenggaraan acara IMGS. “Tapi tahun ini, kami membagi menjadi dua report, yaitu Indonesia Milenial Report, dan yang kedua adalah Indonesia Gen-Z report,” ujarnya.
Menurutnya, dua generasi ini memiliki banyak perbedaan, tapi punya peranan yang sangat penting pada sektor ekonomi, terutama dalam membawa Indonesia menjadi salah satu negara maju di seluruh dunia, seperti mimpi yang dimiliki IDN Media. Survei ini ditujukan pada 1000 responden yang mewakili sekitar 44 juta masyarakat Indonesia pada dua generasi penting ini, di 12 kota besar Indonesia.
William menyampaikan, bahwa generasi milenial adalah mereka yang lahir pada rentang 1981-1996, sedangkan gen-Z adalah mereka yang lahir 1997-2012. “Jumlah milenial ada sekitar 63 juta orang. Yang menarik, Gen-Z ini lebih banyak, hampir 75 juta orang, dan hampir 50 persen dari Gen-Z sebenarnya sudah masuk usia produktif,” katanya.
Temuan menarik
William menyampaikan, banyak temuan menarik dalam laporan yang disampaikan. Salah satunya adalah fakta bahwa 67 persen milenial dan 66 persen Gen-Z bersedia mengeluarkan uang lebih untuk produk dan jasa yang berdampak baik pada planet bumi. “Ini kabar yang baik bagi para produsen produk atau jasa, karena sebenarnya kita bisa menyeimbangkan profitability dengan planet,” katanya.
Selain itu, William juga menyampaikan temuan lainnya, seperti fakta bahwa generasi milenial dan Gen-Z justru punya kesungguhan pada karir mereka. Ini bertolak belakang dengan anggapan tentang kedua generasi ini sebagai generasi yang malas. Sebanyak 70 persen mengatakan bahwa keseimbangan hidup dan kerja itu penting, namun 63 persen bersedia bekerja lebih keras untuk pendapatan yang lebih baik.
Berkenaan dengan digitalisasi, salah satu temuan menarik lain dalam survei yang dilakukan IDN Media pada milenial dan gen-Z adalah platform e-commerce yang populer di kalangan tersebut. Tempat pertama ditempati oleh Tokopedia dengan 30 persen responden, diikuti Shopee 26 persen, Lazada 19 persen, Blibli 7 persen, dan Bukalapak 6 persen.
“Tujuan kami adalah untuk mendemokratisasikan informasi, jadi silakan dibagikan ke teman-teman lain. Karena semakin banyak yang mendapatkan akses insight ini, maka semakin tinggi pengetahuan kita. Harapannya, semakin cepat Indonesia bisa menjadi negara berpendapatan tinggi,” ujar William.