Currency Swap Disebut Bisa Jaga Manufaktur Ketika Rupiah Melemah

Apalagi di tengah konflik geopolitik.

Currency Swap Disebut Bisa Jaga Manufaktur Ketika Rupiah Melemah
ilustrasi industri (unsplash.com/Lalit)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan bahwa pertukaran kurs (Currency Swap) bisa menjaga ketahanan Manufaktur pada saat nilai mata uang Rupiah melemah.

Dia mengatakan bahwa kerja sama pertukaran kurs ini bisa dilakukan dengan negara yang menjadi mitra pemasok utama bahan baku dan bahan penolong industri.

"Misalnya Cina. Kita bisa lakukan kerja sama mata uang, di mana ada swap currency yang dimungkinkan antara yuan Cina dan rupiah," katanya di kantor Kemenperin, Selasa (16/4).

Pada awal perdagangan Selasa (16/4), rupiah mengalami penurunan akibat ketegangan Iran-Israel, ditambah lagi adanya potensi penundaan pemotongan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS).

Rupiah turun 240 poin atau 1,51 persen menjadi Rp16.088 per dolar AS dari penutupan perdagangan (5/4) yang mencapai Rp15.848 per dolar AS.

Potensi lonjakan harga

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat ditemui di kantornya, Selasa (16/4). Eko Wahyudi/FORTUNE Indonesia

Pelemahan nilai rupiah atau peningkatan tensi konflik Timur Tengah, kata Agus, bisa berdampak pada pasar industri di Tanah Air. Pasar ekspor menurutnya akan tertekan karena perang dan harga-harga berpotensi melonjak.

“Pasti tidak sehat. Sesuatu hal yang harus kita mitigasi. Jadi, kalau bisa dipercepat kerja sama currency antara rupiah dengan negara-negara pemasok bahan baku atau penolong, sehingga tidak perlu harus di intervensi melalui dolar Amerika itu akan lebih baik,” ujar Agus.

Pembatasan impor

ilustrasi bisnis impor (unsplash.com/Andy Li)

Lebih lanjut, Agus juga membahas tentang pembatasan impor pada sektor industri yang diharapkan dapat menjaga keberlangsungan industri nasional.

“Khususnya dari kebutuhan bahan baku dan penolong. Kalau itu sudah ada, sudah diproduksi di Indonesia, maka importasinya harus dibatasi,” katanya.

Hal ini, menurutnya, juga bisa berdampak ke investasi, di mana skema pohon industri bahan baku dan penolong bisa segera terisi dan dapat diproduksi di dalam negeri.

“Itu jadi peluang,” ujar Agus.

Sebagai contoh, Peraturan Menperin No.6/2024 tentang Tata Cara Penerbitan Pertimbangan Teknis Impor Produk Elektronik, menjadi sebuah upaya nyata untuk mewujudkan kepastian industri bagi para investor.

Sedangkan untuk Electronic Manufacturing Service (EMS) atau Original Equipment Manufacturer (OEM), bisa jadi peluang kerja sama dengan pemegang merek internasional yang belum punya lini produksi di dalam negeri.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil