Jakarta, FORTUNE – Desa wisata berperan penting dalam membangkitkan kembali perekonomian Indonesia, khususnya di sektor pariwisata. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga S. Uno, mengatakan berdasarkan data Grab, kunjungan ke desa wisata pada masa pandemi meningkat hingga 30 persen. “Desa wisata menjadi salah satu alternatif destinasi wisata alam, dan menawarkan pengalaman bagi wisatawan dengan menghadirkan keunikan dan ciri khas produk lokal dan atraksi daerah,” ujarnya seperti dikutip dari laman Kemenparekraf, Rabu (20/2).
Pertumbuhan desa wisata, menurut Sandiaga akan meningkatkan penghasilan masyarakat, berupa lapangan pekerjaan maupun peluang bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dengan naiknya pendapatan masyarakat, maka perekonomian Indonesia pun dapat terus bergulir dan kembali bangkit.
Kepercayaan wisatawan pada sektor pariwisata perlu ditingkatkan
Untuk menumbuhkan desa wisata, pemerintah perlu memningkatkan kepercayaan wisatawan. Salah satu jalannya adalah dengan terus mengembangkan pariwisata yang berkualitas.
Beberapa hal yang jadi indikator meningkatnya kepercayaan para wisatawan pada destinasi wisata yang berkualitas adalah kenyamanan yang mereka rasakan dan pengalaman berkesan yang didapatkan ketika berwisata.
"Teman-teman ini harus betul-betul memahami bahwa sadar wisata ini kita fokuskan pada Sapta Pesona, CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability), dan pelayanan prima. Ini adalah fondasi bagaimana sebuah desa atau daerah bisa meningkatkan kualitas pariwisatanya,” kata Sandiaga.
Pentingnya Sosialisasi sadar Wisata
Oleh karena itu, Sosialisasi Sadar Wisata pun dibutuhkan untuk mempersiapkan masyarakat–khususnya di sekitar destinasi wisata–untuk menyambut wisatawan. Sosialisasi ini perlu dilakukan secara berkelanjutan dan menyeluruh, melalui pelatihan tentang produk pariwisata, kewirausahaan, dan pelatihan bidang pariwisata lain.
Diharapkan, improvisasi ini dapat melahirkan local champion yang dapat jadi penggerak pengembangan desa wisata di setiap daerah. Sosialisasi Sadar Wisata ini sendiri sudah dimulai sejal pertengahan Maret 2022 dan akan berlangsung di 65 desa wisata dari 6 Destinasi Prioritas Pariwisata (DPP), yakni Lombok, NTB; Danau Toba, Sumut; Borobudur-Yogyakarta-Prambanan, Jateng dan DIY; Bromo-Tengger Semeru, Jatim; Taman Nasional Wakatobi, Sultra; dan Labuan Bajo, NTT.
Kolaborasi seluruh pihak
Sementara itu, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Fransiscus Xaverius Teguh, berharap seluruh pihak dapat berkolaborasi dalam membangun komitmen dan kredibilitas di tiap daerah wisata.
Sosialisasi Sadar Wisata perlu diterapkan untuk mengenalkan standar pelayanan yang baik, melalui penyediaan fasilitas wisata dan layanan yang memadai bagi para wisatawan.
“Dengan adanya kegiatan sosialisasi sadar wisata, desa wisata kita akan lebih siap. Desa wisata kita mampu menawarkan pengalaman yang holistik. Ini pasti bisa kita peroleh bilamana desa wisata mampu mempertahankan kearifan lokal, nilai budaya, dan sekaligus memperkuat model pelayanan kita, sehingga wisatawan,” kata Fans.