Jakarta, FORTUNE – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, memastikan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Destinasi Super Prioritas (DSP) Likupang bakal dipercepat.
“Kami ingin pengembangan KEK Likupang yang sudah dalam satu lingkup Penyusunan Rancangan Perpres tentang Rencana Induk DPN (Destinasi Pariwisata Nasional) Manado Likupang ini bisa diwujudkan dan lebih ditingkatkan pembangunan fisik dan akses jalan masuk dengan konsep kolaborasi antarkementerian dan lembaga,” ujar Sandiaga dalam Weekly Brief, Senin (12/6).
KEK yang jadi bagian dari DSP Manado-Likupang ini bahkan disebut memiliki progress investasi yang cukup bagus. Dari target investasi kuartal pertama 2023, realisasi yang tercapai sudah 96,8 persen atau sebesar Rp24,5 miliar. Sedangkan dalam dua bulan terakhir kuartal kedua perlu lebih digenjot, karena baru tercapai 11 persen.
“Kami juga mempercepat infrastruktur danevent yang lebih ditingkatkan, selain dari investasi yang akan meningkatkan peluang usaha,” katanya.
KEK Likupang dikelola oleh satu investor swasta melalui kerja sama dengan berbagai investor lain dari dalam dan luar negeri. Diketahui, ada 5-7 investor yang sudah sepakat berinvestasi. “Sementara yang lain akan kita dorong melalui program aktivasi investasi yang akan dilakukan oleh Deputi bidang Investasi dan Industri dari Kemenparekraf,” ujarnya.
Kendala
Sandiaga mengakui bahwa laju pembangunan DSP Likupang memang lebih lambat dari empat DSP lain, seperti Borobudur, Danau Toba, Mandalika, maupun Labuan Bajo. “Harus kita tingkatkan kapasitas destinasi wisatanya, aspek atraksi, aksesibilitas, dan amenitasnya,” katanya.
Sumbatan pembangunan, menurutnya berada di tingkat birokrasi. “Kami akan terus berintegrasi dengan prinsip pariwisata yang berkelanjutan, dan tentunya untuk percepatan ini kami fokuskan di beberapa lokus utama dari DSP Likupang, dan event akan kita kembangkan,” katanya.
Fasilitas yang sudah dan akan dibangun
Sandiaga mengatakan, saat ini pembangunan infrastruktur masih difokuskan pada fasilitas dasar, seperti jalan utama, jalan masuk, jaringan air baku, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. “Kami sedang membahas pendanaan jangka panjang untuk pembangunan waterfront city dengan izin terminal khusus dan pelabuhan laut,” ujarnya.
Selain itu, ada beberapa jaringan hotel besar yang siap beroperasi. Untuk itu, dia berharap ada keterlibatan aktif dari masyarakat di Sulawesi Utara, sekaligus menjadi pelaku utama sektor pariwisata dan ekonomi kreatif kawasan tersebut.
Untuk memuluskan rencana tersebut, menurutnya Perpres rencana induk atau Integrated Tourism Master Plan sedang berada di tahap harmonisasi.
Ia berharap, percepatan pembangunan ini bisa ditingkatkan guna merealisasikan pengembangan pariwisata berbasis konservasi, terutama dengan prinsip pariwisata yang berkelanjutan.