Jakarta, FORTUNE – Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, mengatakan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) membukukan royalti hasil inovasi pertanian Rp4,6 miliar. Jumlah tersebut diperoleh dari 36 perusahaan swasta untuk penggunaan inovasi dan teknologi pertanian unggul, seperti benih, peralatan, maupun mesin pertanian.
“Kita telah menghasilkan banyak teknologi yang bernilai kekayaan intelektual yang sudah diadopsi oleh dunia usaha,” ujarnya dalam laman resmi Kementerian Pertanian (Kementan) dalam pembukaan Agri Inovasi Fair 2021, Minggu (7/11).
Royalti itu didapat dari hasil temuan para peneliti dan perekayasa Balitbangtan sepanjang 2021. Oleh karenanya, royalti tersebut nantinya akan diserahkan kepada institusi dan para investor Kementerian Pertanian.
Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry, menyatakan pihaknya secara keseluruhan telah mendaftarkan 881 teknologi ke lembaga Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang 580 di antaranya telah bersertifikat dan siap beroperasi. “Tahun 2021 tercatat 26 kerja sama lisensi telah ditandatangani, dan total kerja sama Balitbangtan dengan dunia usaha telah tercatat sebanyak 377 lisensi,” ujarnya.
Perincian royalti yang didapat Kementan
Berdasarkan data Kementan, royalti yang diperoleh antara lain berasal dari mitra lisensi 12 perusahaan yang menggunakan jagung hibrida (JH) 21 Agritan senilai Rp1,3 miliar, jagung hibrida JH 37 di dua perusahaan senilai Rp832 juta, jagung hibrida 29 yang digunakan 9 perusahaan senilai Rp761 juta, serta mesin tanam bibit padi sistem jajar legowo senilai Rp591 juta.
Selain itu, penggunaan jagung hibrida batara 14 menyumbangkan royalti Rp97 juta, jagung Bima 20 URI Rp125 juta, penggunaan eucalyptus Rp160 juta, jagung bima 9 URI Rp178 juta, penggunaan JH 27 oleh satu perusahaan Rp262 juta; dan royalti lainnya dari 17 perusahaan yang mencapai Rp306 juta.
Kontribusi sektor pertanian pada pertumbuhan ekonomi nasional
Pada Jumat (5/11), Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data yang menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang secara konsisten berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi selama pandemi.
“Pada triwulan III/2021, sektor pertanian tumbuh 1,35 persen. Secara ekonominya, 66,42 persen PDB (Produk Domestik Bruto) berasal dari industri, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambahan,” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam keterangan resmi seperti tercetak pada laman Kementan.
Menurutnya, pertumbuhan sektor pertanian kali ini didukung oleh subsektor perkebunan yang jadi penopang utama. “Tanaman perkebunan tembus 8,34 persen didorong peningkatan produksi beberapa komoditas perkebunan, seperti kelapa sawit, kopi, kakao, dan tebu,” ujarnya.
Kinerja positif komoditas perkebunan pun turut menopang pertumbuhan industri pengolahan, terutama industri makanan dan minuman (mamin). Pertumbuhan industri mamin 3,49 persen turut didukung oleh peningkatan produksi CPO (crude palm oil/minyak sawit mentah) dan turunannya untuk memenuhi permintaan domestik dan luar negeri.