Jakarta, FORTUNE – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Ekspor Nonmigas, komoditas Nikel dan barang daripadanya per April 2024 mengalami kenaikan terbesar secara bulanan. Sedangkan penurunan terbesar, dicatat Logam Mulia dan perhiasan.
Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan, ekspor nikel dan barang daripadanya pada Maret 2024 mencapai US$459,5 juta atau Rp7,35 triliun (kurs Rp16.001 per dolar AS), sedangkan pada April 2024 mencapai US$670,1 juta (Rp10,71 triliun).
“Komoditas dengan penurunan terbesar adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar US$478,9 juta (Rp7,66 triliun), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada nikel dan barang daripadanya sebesar US$210,6 juta (Rp3,37 triliun),” kata Pudji dalam konferensi pers, Rabu (15/5).
Pudji menyampaikan bahwa komoditas lain yang mengalami penurunan adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sampai 24,65 persen; kendaraan dan bagiannya turun 19,20 persen; lemak dan minyak hewan/nabati 8,38 persen; alas kaki turun 21,66 persen; bahan bakar mineral 3,57 persen; bijih logam, terak, dan abu turun 8,44 persen; dan berbagai produk kimia sebesar 9,40 persen. Sementara itu, komoditas yang meningkat selain nikel adalah besi dan baja yang naik 1,91 persen.
Ekspor sepuluh golongan jenis komoditas di atas pada periode Januari-April juga mencatat penurunan secara tahunan hingga 9,92 persen.
Meski begitu, nilai ekspor kesepuluh barang di atas berkontribusi 64,54 persen terhadap total ekspor nonmigas periode Januari-April 2024.
Negara tujuan ekspor
Total ekspor nonmigas April 2024, tercatat sebesar US$18,27 miliar atau Rp292,25 triliun.
Berdasarkan negara tujuannya, ekspor terbesar dicatatkan Cina dengan total US$4,28 miliar, diikuti ekspor ke India yang mencapai US$1,81 miliar, dan ekspor nonmigas ke Amerika Serikat US$1,75 miliar. “Ekspor ketiga negara ini memberikan share sekitar 42,98% dari total ekspor nonmigas Indonesia pada April 2024,” kata Pudji.
Adapun, ekspor nonmigas ke Cina pada April 2024 berkontribusi 23,43 persen dari total ekspor nonmigas. Tapi, ekspor ini turun dari bulan Maret 2024 yang mencapai US$4,75 miliar.
Hal ini terutama didorong oleh penurunan nilai ekspor bahan bakar mineral, bijih terak dan abu logam, serta lemak dan minyak hewan atau nabati.
Sementara itu, ekspor nonmigas Indonesia ke kawasan ASEAN juga mengalami penurunan dari US$3,80 miliar pada Maret 2024, menjadi US$3,35 miliar di bulan April 2024. Sedangkan, ekspor nonmigas ke Uni Eropa tercatat US$ 1,24 miliar, atau turun dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 1,45 miliar.