Jakarta, FORTUNE – Kemenparekraf mencatat, intensitas persepsi tentang pariwisata Indonesia di pasar internasional cukup tinggi. Data ini terlihat dari data online travel agent serta conventional travel agent yang dirilis dari Amadeus, Global Distribution System.
Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya, mengatakan bahwa persepsi ini bahkan muncul dari pasar-pasar negara yang belum memiliki penerbangan langsung dari Indonesia.
“Paling tinggi itu adalah Amerika, jadi data search volume tentang Indonesia itu mencapai 261 juta, ini intensi ya, jadi search orang mencari destinasi Indonesia," katanya dalam Weekly Press Briefing Kemenparekraf, Senin (17/10).
Urutan berikutnya, Australia mencapai 187 juta, Inggris 161 juta, Jerman 121 juta, dan top five kelima adalah Prancis. Jadi dengan ini, terlihat minat pasar luar neger terhadap sektor pariwisata Indonesia.
Target devisa 2022
Pemerintah menargetkan devisa dari sektor pariwisata hingga akhir tahun ini mencapai US$0,86-1,71 miliar, bersamaan dengan target kunjungan wisatawan mancanegara yang mencapai 1,8 juta sampai 3,6 juta kunjungan.
Kemenparekraf mengakui bahwa target devisa ini memang belum menyamai sebelum pandemi, namun dibandingkan tahun lalu, target devisa sektor pariwisata mengalami kenaikan. Pada Januari-Agustus 2022, wisman terbanyak yang datang ke Indonesia didominasi secara berturutan oleh Australia, Singapura, Malaysia, India, dan Amerika Serikat.
Pencapaian target kunjungan wisman
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan pada awal September jumlah kunjungan wisatawan telah mendekati target yang diharapkan. “Kita masih memiliki 3 bulan agar kita bisa mencapai ambang batas tengah dan atas dari target kunjungan wisman 1,8-3,6 juta,” katanya.
Sepanjang Januari hingga Agustus 2022, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia melalui pintu masuk utama mencapai 1,73 juta kunjungan, naik 2.028,65 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2021.
Quality tourism
Pemerintah Indonesia tengah fokus untuk meningkatkan quality tourism. Salah satu kebijakan yang ditempuh ialah dengan memperpanjang lama kunjungan wisman yang diharapkan juga berdampak pada minat wisman membayarkan uangnya, serta pengalaman wisatawan selama berkunjung ke Indonesia.
“Berarti, kita ingin mendorong juga, selain daripada aksesibilitas, jumlah penerbangan, tapi juga akomodasi, amenitas, atraksi, dan penerapan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment) di destinasi wisata,” kata Sandiaga.