Jakarta, FORTUNE – Ivana Trump, mantan istri pertama Presiden Amerika (AS) ke-45 Donald Trump meninggal dunia dalam usia 73 tahun di rumahnya, di New York City, pada Kamis (14/7).
Hal ini dikonfirmasi Donald Trump melalui akun di media sosialnya. "Saya sangat sedih untuk memberi tahu semua orang yang mencintainya, yang jumlahnya banyak, bahwa Ivana Trump telah meninggal di rumahnya di New York City,” tulisnya dalam sebuah unggahan di media Truth Social.
Melansir New York Times, Jumat (15/7), pihak kepolisian New York menyatakan Ivana ditemukan meninggal dunia di tangga dalam apartemennya, Upper East Side, tanpa ada kecurigaan terjadinya kekerasan atau unsur kesengajaan. Ia kemungkinan jatuh dari tangga, namun hingga kini penyebab kematiannya masih diselidiki, baik oleh kepolisian maupun paramedis.
Tentang sosok Ivana, Trump menulikan bahwa mantan istrinya adalah wanita yang luar biasa, cantik, dan menjalani kehidupan yang hebat dan inspiratif. “Istirahatlah Dalam Damai, Ivana!” kata Trump dalam tulisan media sosial tersebut.
Menjadi sosok penting kerajaan bisnis Trump
Salah satu hal paling menonjol dari Ivana adalah peran besarnya dalam kerajaan bisnis yang dibangun oleh Donald Trump. Bahkan, sepanjang pernikahan mereka, Ivana mendapatkan sorotan media yang hampir sama banyaknya dengan sang mantan suami.
Ivana Trump memainkan peran penting dalam membangun kerajaan real estat, dimulai tepat setelah ia menikah dengan Donald Trump pada 1977. Keduanya bekerjasama dalam beberapa proyek saat awal kerajaan bisnis Trump dibangun, seperti pengembangan Trump Tower di Manhattan dan kasino Trump Taj Mahal di Atlantic City, New Jersey.
Selain itu, Ivana adalah wakil presiden untuk desain interior untuk Trump Organization dan mengelola salah satu properti Trump yang paling berharga, yakni Plaza Hotel. Dari pernikahannya, Ivana dan Donald Trump memiliki orang anak, yakni Eric, Donald Jr. dan Ivanka Trump.
New York Times mengenang bahwa Ivana adalah sosok yang terobsesi dengan detail dan gila kerja. Ia pun sama ambiusnya dengan Donald Trump, termasuk suka mengungkapkan bualan seperti, “dalam lima puluh tahun, kita akan menjadi Rockefeller.”
Perceraian dengan Donald Trump
Sorotan penting lain yang tak kalah mencuri perhatian publik dunia tentang pasangan Ivana dan Donald Trump adalah kisah perceraian mereka pada tahun 1992. Kisah itu pun dibumbui skandal perselingkuhan Donald Trump dengan Marla Maples, yang akhirnya dinikahi Trump.
Permintaan cerai Ivana atas pernikahannya dengan Trump pun dikabulkan, setelah seorang hakim New York menyatakan "perlakuan kejam dan tidak manusiawi" oleh Donald Trump.
Dalam penyelesaian perceraiannya, Ivana Trump menerima US$14 juta ditambah US$650.000 per tahun untuk menghidupi ketiga anak mereka, sebuah rumah besar dengan 45 kamar di Connecticut, sebuah apartemen di Trump Plaza, dan penggunaan rumah besar Mar-a-Lago di Florida selama satu bulan per tahun.
Setelah bercerai, Ivana berperan besar dalam mengasuh ketiga anaknya bersama Trump. “Saya bertanggung jawab membesarkan anak-anak kami sebelum perceraian kami, dan saya memiliki hak asuh tunggal atas mereka setelah berpisah. Saya membuat keputusan tentang pendidikan, kegiatan, perjalanan, penitipan anak, dan tunjangan mereka. Ketika masing-masing selesai kuliah, saya berkata kepada mantan suami saya, 'Ini produk jadinya. Sekarang giliran Anda.’” ucapnya seperti dikutip New York Times.
Ivana juga mulai membangun kerajaan bisnisnya sendiri, di bidang fesyen dan kecantikan. Ia berusaha membangun identitas yang terpisah dari mantan suaminya yang terkenal.
Dalam film ‘First Wives Club’ pada tahun 1996, ia sempat memberi nasehat pada tiga wanita yang dicampakkan suami mereka untuk wanita yang lebih muda, "Jangan marah. Dapatkan segalanya."
Profil dan perjalanan hidup Ivana
Ivana Trump lahir dengan nama asli Ivana Marie Zelnickova pada 20 Februari 1949, di Gottwaldov, Cekoslowakia, kota tempat ia dibesarkan di dekat Praha yang sekarang dikenal sebagai Zlin di Republik Ceko.
CMG Worldwide menuliskan bahwa Ivana menghabiskan sebagian besar masa mudanya dengan pertandingan ski untuk sistem nasional Cekoslowakia, kemudian bersaing untuk Universitas Charles di Praha, di mana dia memperoleh gelar master dalam pendidikan jasmani dan bahasa.
Setelah universitas, dia mengikuti idolanya, yakni pemain ski profesional George Syrovatka, ke Kanada. Ia pun menjadi model untuk agensi Audrey Morris di Montreal. Dalam perjalanan model ke New York pada tahun 1976, dia pun bertemu Donald Trump dan mereka menikah sembilan bulan kemudian.
"Ivana Trump adalah seorang yang berakhir dengan selamat. Dia melarikan diri dari komunisme dan berhasil menjadi warga negara ini (Amerika Serikat). Dia mengajari anak-anaknya tentang ketabahan dan ketangguhan, kasih sayang dan tekad," kata keluarga Trump dalam sebuah pernyataan.