Bandingkan Negara Lain, Jokowi Bersyukur Masih Bisa Subsidi BBM

Tak banyak negara bisa subsidi harga BBM saat krisis energi.

Bandingkan Negara Lain, Jokowi Bersyukur Masih Bisa Subsidi BBM
Presiden Joko Widodo. (dok. Setkab)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE –  Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan rasa syukurnya karena  karena pemerintah masih bisa menyangga subsidi harga BBM di tengah situasi global yang tak menentu.

Alhamdulillah kalau bensin di negara lain sekarang harganya sudah Rp32.000, Rp31.000, di Indonesia pertalite masih Rp7.650. Tapi juga perlu kita ingat subsidi terhadap BBM itu sudah sangat terlalu besar, dari Rp170an (triliun) sekarang sudah Rp502 triliun,” ujarnya dalam acara Zikir dan Doa Kebangsaan 77 Tahun Indonesia Merdeka, Senin (1/8).

Menurutnya, negara mana pun tidak akan kuat menyangga subsidi sebesar itu. “Tapi sekali lagi, alhamdulillah kita masih kuat menahannya sampai sekarang ini. Ini yang patut kita syukuri bersama-sama,” kata Jokowi.

Indonesia masih berlimpah bahan pangan

Presiden Jokowi saat menghadiri acara Zikir dan Doa Kebangsaan 77 Tahun Indonesia Merdeka. (dok. Setpres)

Jokowi juga bersyukur Indonesia masih dilimpahi komoditas pangan. Beras sebagai makanan pokok masih bisa dicari dan harganya tidak mengalami kenaikan signifikan seperti halnya gandum yang dikonsumsi penduduk Eropa.

“Pangan di negara lain sudah naik 30 persen, 40 persen, 50 persen naik. Karena apa? Mereka yang makan gandum, baik yang di Asia, baik yang di Afrika, baik yang di Eropa apalagi yang makanan hariannya adalah gandum, sekarang ini betul-betul berada pada posisi yang sangat, sangat-sangat sulit sekali. Sudah harganya mahal, barangnya tidak ada,” ucap Jokowi. 

Mantan Walikota Solo itu menceritakan pengalamannya bertemu dengan Presiden Ukraina dan Rusia yang memiliki kelebihan stok gandum, namun tidak bisa disalurkan akibat perang yang terjadi.

“Inilah yang sekarang ini menyebabkan 330 juta orang kelaparan. Dan mungkin enam bulan lagi bisa 800 juta orang akan kelaparan dan kekurangan makan akut karena tidak ada yang dimakan,” katanya.

Krisis ketiga yang menantang

Presiden Jokowi hadiri Zikir dan Doa Kebangsaan 77 Tahun Indonesia Merdeka. (Dok. Setkab)

Setelah krisis pangan dan energi, menurut Jokowi, krisis ketiga yang akan muncul berkenaan dengan keuangan. “Beberapa negara yang tidak kuat, ambruk karena sudah tidak memiliki uang kes, baik untuk membeli energi (bensin dan gas) atau membeli pangan,” ucap Jokowi.

Ia pun mengingatkan seluruh Indonesia, bahwa dunia memang sedang tidak baik-baik saja. Belum lepas dari dampak Covid-19 yang meluluhlantakkan perekonomian global, perang Rusia-Ukraina pun terjadi dan memperparah keadaan. Kini, hampir semua negara berada dalam posisi yang sulit. “Tidak negara kecil, tidak negara besar,  tidak negara kaya, tidak negara miskin, semuanya mengalami hal yang sama,” ungkapnya.

Oleh karena itu, selain bersyukur, Jokowi mengajak rakyat Indonesia untuk berserah dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar Indonesia selalu diberi kelimpahan energi dan pangan, serta tidak kekurangan akan hal tersebut. “Kita berusaha berikhtiar bersama-sama agar kita justru melimpah dan bisa membantu negara-negara lain yang sedang kesulitan saat ini,” pungkasnya. 

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya