Jakarta, FORTUNE – Setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menghadiri forum G20, ia pun dikabarkan melakukan percakapan telepon dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Meski belum ada keterangan detail tentang isi pembicaraan, namun Kantor Kepresidenan Rusia, melalui RIA Novosti menyatakan bahwa kedua pemimpin menyepakati kontak lebih lanjut dengan inisiatif yang muncul dari pihak Indonesia.
“Atas permintaan Joko Widodo, Vladimir Putin menguraikan penilaian Rusia terkait situasi di Ukraina dalam konteks operasi militer khusus yang sedang berlangsung,” kata Rusia dalam pernyataan resminya, Kamis (28/4).
Pembahasan terkait KTT G20
Laporan tersebut juga mengungkap, pembicaraan Jokowi dan Putin berkutat pada sejumlah isu global, termasuk kemajuan persiapan KTT G20.
“Masalah kerja sama Rusia-Indonesia dibahas, serta, dengan mempertimbangkan kepemimpinan Jakarta di G20, berbagai aspek kegiatan Indonesia dan Rusia di G20,” tulis Rusia dalam laporannya.
Seperti diketahui, imbas serangan Rusia ke Ukraina, sejumlah negara barat, termasuk Amerika Serikat, menginginkan Rusia didepak dari forum G20 di Indonesia. AS bahkan sempat menyatakan akan memboikot sejumlah pertemuan G20 bila terdapat perwakilan Rusia dalam forum kerja sama ekonomi tersebut.
Jokowi undang Presiden Ukraina ke KTT G20
Sebelumnya, Volodymyr Zelensky menulis dalam cuitan Twitter bahwa Jokowi mengundangnya untuk menghadiri KTT G20 di Indonesia. Ia mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan terhadap perjuangan Ukraina.
Tidak hanya terkait undangan KTT G20, Zelensky juga menyebutkan dirinya baru saja berdiskusi dengan Presiden Jokowi tentang keamanan pangan. “Baru saja berbicara dengan Presiden Indonesia @Jokowi. Saya berterima kasih atas dukungan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina, khususnya untuk kejelasan posisi di PBB,” tulisnya dalam akun tersebut.
Serangan Rusia untuk bebaskan Donbass
Putin menyatakan bahwa tujuan utama serangan Rusia ke Ukraina adalah pembebasan Donbass, yaitu Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk. Ia menyebutkan bahwa serangan militer yang dilakukan ke Ukraina pada Februari 2022 itu sebagai perlindungan orang-orang yang menjadi sasaran intimidasi dan genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun.
Angkatan Bersenjata Rusia, menurut Putin, hanya menyerang infrastruktur militer pasukan Ukraina. “Rusia melakukan demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina, untuk mengadili semua penjahat perang yang bertanggung jawab atas kejahatan berdarah terhadap warga sipil di Donbass,” katanya.