Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),untuk memanfaatkan platform online dalam menjual produknya. Hal ini ia sampaikan saat berbincang dengan para pelaku UMKM sekaligus memberikan Nomor Induk Berusaha (NIB).
Presiden mengatakan bahwa penggunaan platform daring dapat meningkatkan penjualan dan mendongkrak omzet. “Jadi yang namanya digitalisasi usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah itu sekarang ini wajib. Bapak, Ibu, yang belum masuk marketingnya ke dunia online, segera masuk ke aplikasi, apapun platformnya,” ujarnya dalam acara penyerahan NIB Pelaku UMK Perseorangan, Rabu (13/7).
Menurut Jokowi, dengan teknologi digital, pasar dan kesempatan perluasan usaha pun akan terbuka semakin lebar. “Semuanya dimulai dari kecil dan kalau sudah pasarnya terbuka akan menjadi masuk ke menengah, masuk ke besar. Semuanya pasti dimulai dari hal-hal yang kecil,” tuturnya.
Peningkatan kualitas produksi
Jokowi mengingatkan para pelaku UMKM untuk bisa meningkatkan kesiapan produksinya, setelah usaha terimplementasi pada sistem online. Tak hanya itu, UMKM harus memiliki diferensiasi atau pembeda pada produknya dibandingkan produk sejenis sehingga kanal daring dapat dimanfaatkan secara optimal.
“Kalau sudah yang namanya masuk ke pasar online kesiapan produksi harus betul-betul siap. Jangan sampai kita hanya produksi bisa 100, nanti pesanannya 10 ribu. Ada banyak kejadian seperti itu dan tidak siap. Jadi harus mempersiapkan diri kalau ordernya banyak. Saya kira bagus bisa masuk ke pasar-pasar online,” ucap Presiden Jokowi.
Dengan kualitas produk yang baik, kata Jokowi, para pelaku UMKM juga berpeluang untuk segera masuk ke pasar ekspor. “Ini semuanya harus diteruskan agar level kita meningkat ke level yang lebih tinggi dan akhirnya nanti produk-produk seperti itu akan mudah sekali untuk masuk ke pasar ekspor. Hati-hati, sekarang batas antarnegara itu sudah tidak ada, ekspor ke semua negara sangat mudah sekali,” katanya.
Kisah para pelaku UMKM
Dalam acara tersebut, sejumlah pelaku UMKM pun berkesempatan untuk mengutarakan kisahnya menggunakan sistem online dalam memasarkan produk dagangannya. Wageningtyas, yang memiliki usaha roti bakar Bandung bercerita bahwa omzet harian yang ia dapat meningkat setelah memanfaatkan sistem online.
Wage menuturkan bahwa kunci suksesnya adalah dengan memanfaatkan berbagai aplikasi daring, terutama di masa pandemi Covid-19. “Omzet sekarang sudah mencapai 1 juta per hari. Berkat online Pak jadi selama pandemi kami usaha ini terbantu dengan aplikasi online,” ujarnya kepada Presiden.
Begitu pun dengan Ngadimin, penjual mie ayam asal Bojonegoro yang berhasil meningkatkan penjualannya, mulai dari omzet Rp500.000 sampai Rp1 juta per harinya. Bahkan, pada awal memulai usaha, platform daring membuatnya tak perlu menyewa kios untuk berjualan.
“Awal usaha kan waktu pandemi dua tahun yang lalu, saya awal-awal mikir kalau untuk usaha itu susah karena harus sewa tempat yang strategis itu kan mahal. Berkat ada online Grab, saya jualnya hanya di kontrakan saja, awal buka di kontrakan, begitu peminatnya bagus, alhamdulillah akhirnya sekarang bisa sewa kios walaupun kecil. Itu pun 90 persen (pesanan) masih online semua,” kata Ngadimin, dikutip dari lama Setpres.
NIB sangat penting bagi UMKM
Presiden Jokowi menegaskan bahwa NIB adalah kunci pertama saat para pelaku UMKM akan memulai usahanya. NIB dapat dimanfaatkan para pelaku UMKM untuk mendapatkan bantuan usaha mikro dari pemerintah dan memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Kalau nanti ada bantuan untuk usaha-usaha mikro dari pemerintah juga mudah, kita membuka sudah semuanya ketemu. Karena ada pegang semuanya pegang NIB. Kalau enggak ada ini, kita mencari kelapangan itu juga akan sangat sulit, pemerintah kalau ingin membantu,” ujar Jokowi.
Kepemilikan NIB, menurutnya akan membantu pemerintah dalam mengelola UMKM sebagai tulang punggung utama perekonomian rakyat Indonesia. Per 2021, tercatat ada 65,4 juta UMKM di Indonesia.
“Oleh sebab itu, pemerintah kalau enggak ngurus UMKM, keliru, salah besar. Karena kontribusi terhadap ekonomi nasional 61 persen dan penyerapan tenaga kerja 97 persen itu di UMKM, bukan yang bukan di yang gede-gede.”