Pujian IMF untuk Ekonomi RI: Bagai Titik Terang di Tengah Kesuraman

Meski optimistis, Jokowi minta Indonesia harus waspada.

Pujian IMF untuk Ekonomi RI: Bagai Titik Terang di Tengah Kesuraman
Presiden Jokowi membuka acara TEI ke-37 di ICE, BSD City, Tangerang, Banten, Rabu (19/10). (dok. Setkab)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan dana moneter internasional (IMF) menganalogikan memuji konomi Indonesia di saat kondisi negara dunia banyak yang mengalami resesi. Indonesia dinilai sebagai titik terang di tengah kesuraman ekonomi. 

“Ini yang ngomong bukan kita lho ya, Kristalina, Managing Director-nya IMF," kata Jokowi seperti dikutip dari laman resmi Setkab, Kamis (20/10).

Ungkapan tersebut diharapkan bisa menigkatkan kepercayaan global terhadap Indonesia. Meski pun di satu sisi, pemerintah harus tetap waspada dan berhati-hati. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih ada di angka 5,44 persen. Padahal, negara-negara lain sudah banyak yang hampir bangkrut, bahkan kini sedang menunggu giliran berhutang ke IMF.

“Ada 16 negara sudah menjadi pasiennya IMF, 16 negara. [Sebanyak] 28 negara mengantre di depan pintu IMF, bayangkan,” ucapnya.

Indonesia optimistis

Presiden Jokowi membuka acara TEI ke-37 di ICE, BSD City, Tangerang, Banten, Rabu (19/10). (dok Setkab)

Dengan pencapaian yang cukup baik, dan inflasi yang cukup terkendali di angka 5,9 persen, Jokowi meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ketiga masih di atas 5-5,4 persen.

”Karena angka-angka yang kita lihat, neraca dagang kita bulan yang lalu masih surplus 5,7 persen, kredit tumbuh 10,7 persen, indeks kepercayaan konsumen masih di angka 124,7 persen,” katanya.

Menurutnya, kerja keras adalah kunci untuk bertahan di tegah situasi dunia yang kurang bisa diprediksi. “Sudah 29 bulan kita terus surplus neraca dagang kita. Tadi sudah disampaikan Menteri Perdagangan, dari Januari-September surplus kita mencapai US$39,8 miliar,” katanya.

Jokowi juga mendorong pentingnya sikap optimistis dalam menghadapi kehidupan masyarakat global yang semakin tak menentu. 

Sektor mikro dan makro ekonomi

ilustrasi resesi global (unsplash.com/Josh Appel)

Jokowi mengatakan, Indonesia harus melakukan upaya ekstra dan tidak bisa hanya berfokus pada satu sisi, seperti makro ekonomi. Sektor mikro pun harus jadi perhatian, supaya perhitungan yang dihasilkan lebih detail dan akurat. Bahkan, bisa menjadi dasar pengambilan kebijakan.

Menurut Jokowi, tidak seperti negara lain yang hanya menggerakkan bank sentral untuk menaikan suku bunga dan interest rate, Indonesisa juga mengerjakan di level sumber inflasi di pasar.

“Sebulan yang lalu saya sudah perintahkan kepada gubernur, bupati, dan wali kota untuk ikut memakai APBD, menutup dari APBD ongkos transportasi dari produsen ke pasar, dari produsen ke konsumen. Dua-duanya bergerak bersama-sama, otoritas moneter bergerak, otoritas fiskal bergerak, kemudian daerah juga bergerak,” katanya. 

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

Emas Menguat Setelah Data Inflasi AS Lebih Rendah Dari Ekspektasi
TikTok Diblokir Mulai 19 Januari 2025, Pengguna AS Beralih
WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Openspace Himpun Dana US$165 Juta, Siap Perluas Investasi Startup
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers