Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi), mengatakan bahwa Indonesia saat ini berada di puncak kepemimpinan global dan berhasil mendapat kepercayaan dunia. Indonesia baru saja menyelesaikan Presidensi G20 dan siap menyongsong diri di keketuaan ASEAN tahun 2023.
“Kita bisa dipercaya dan konkret, riil menyajikan angka-angka. Ekonomi kita bagus, di antara negara-negara G20 kita termasuk yang terbaik. Ini membangun kepercayaan dari sana. Pas kita sebagai ketua G20, menyelenggarakan KTT G20 di Bali, pas ekonomi kita di kuartal ketiga berada di angka 5,72 persen,” ujar Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) XVII Tahun 2022, Senin (21/11).
Hal lain yang dinilai turut menumbuhkan kepercayaan global terhadap Indonesia adalah angka inflasi di Indonesia yang relatif bisa terkendali meski situasi global tak menentu.
“Coba dibandingkan dengan negara-negara G20 lainnya. Inflasi kita juga berada pada kendali, bisa kita kendalikan pada posisi juga yang masih sangat baik, yaitu di angka 5,7 persen,” ujarnya.
Tak mudah bangun kepercayaan global
Jokowi mengatakan membangun kepercayaan global, sampai akhirnya bisa membuktikan diri dengan pertumbuhan ekonomi yang baik bukan hal yang mudah. Begitu juga dengan pengusaha, menurutnya harus punya kredibilitas produk dan jenama yang baik serta terpercaya.
“Jadi kita harus meningkatkan, mempertahankan hal-hal angka-angka yang baik, seperti yang tadi saya sampaikan, inflasi maupun growth/pertumbuhan ekonomi kita, harus kita jaga dan terus kita tingkatkan dan itu hasil kerja keras dari para pengusaha,” kata Jokowi.
Surplus neraca perdagangan Indonesia yang terjadi 30 bulan berturut-turut menandakan hasil produksi barang di dalam negeri masih banyak yang menerima, meski kewaspadaan juga tetap harus dipertahankan.
“Negara lain tidak seperti ini. Sekarang ini, urusan yang namanya BBM saja pusing semuanya. Urusan yang namanya pangan, kekurangan semuanya. Ini semua negara. Kenaikan bisa 30 persen, bisa 40 persen, bisa 50 persen, ini kita stabilitas harga kita masih kita bisa pertahankan,” ujar Presiden.
Strategi yang benar
Dalam menghadapi situasi yang tidak dapat dipastikan ini, Indonesia perlu memiliki strategi yang benar, khsususnya dalam membuat kebijakan.“Ini betul-betul harus hati-hati mengelola dalam posisi dunia global yang sulit diprediksi, sulit dihitung, sulit dikalkulasi. Hati-hati membuat kebijakan. Begitu salah sedikit, bisa berdarah-darah,” tuturnya.
Ia mencontohkan apa yang baru saja terjadi di Inggris, sampai akhirnya PM Truss terpaksa mundur karena kebijakan yang dinilai merugikan negara dan digantikan oleh PM Rishi Sunak.
“Jadi, saya selalu berpesan kepada seluruh menteri, hati-hati membuat kebijakan dalam posisi yang sangat rentan seperti ini. Jangan keliru, jangan salah. Utamanya yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak,” kata Jokowi.
Nasehat politik
Jokowi juga mengingatkan para pengusaha HIPMI dan para calon Presiden dan Wakil Presiden di periode kepemimpinan 2024-2029, untuk tetap menjaga kondusivitas di tengah masyarakat. Apalagi, situasi global sedang tidak baik-baik saja dan terus menjadi ancaman pada kestabilan Indonesia.
Para calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) diingatkan untuk membawa suasana politik kita menuju 2024 dengan kondusif. "Debat silakan, debat gagasan, debat ide membawa negara ini lebih baik, silakan, tapi jangan sampai panas, apalagi membawa politik-politik SARA, tidak, jangan!” katanya.