Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut angka kemiskinan dan pengangguran turun pada tahun 2022, akibat adanya peningkatan investasi di Tanah Air.
Menurutnya, angka kemiskinan mengalami penurunan tahunan dari 10,1 persen jadi 9,54 persen, sedangkan pengangguran turun dari 7,1 persen pada 2021 menjadi 5,9 pada tahun lalu.
“Karena daya saing kita yang semakin baik, didukung oleh infrastruktur yang pemerataannya kita lakukan di semua provinsi, alhamdulillah itu sangat mendukung sekali stabilitas ekonomi kita saat ini,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Setkab, Kamis (12/1).
Situasi ini terjadi di saat kegentingan global tengah mengancam semua negara, tanpa kecuali. Oleh sebab itu, ia mengimbau perekonomian dalam negeri harus dijaga, terlebih setelah pandemi melanda. Apalagi, ketidakpastian global masih terus terjadi dan membuat situasi susah diprediksi dan dikalkulasi.
Pemerataan investasi
Jokowi bersyukur sudah terjadi pemerataan investasi. Jika sebelumnya arus modal yang datang mayoritas berada Jawa, saat ini mulai di luar Jawa sudah lebih besar daripada di Jawa.
"Di luar Jawa sudah berada di kisaran 53 persen tahun 2022. Artinya, di Jawa hanya 47 persen,” ujarnya.
Menurutnya, jika arus modal di luar Jawa terus membesar artinya, pemerataan ekonomi di luar Jawa semakin nyata. Padahal, 56 persen penduduk Indonesia ada di Pulau Jawa.
“Inilah yang terus ingin kita lakukan, pemerataan ekonomi. Dan, momentum ini harus kita jaga terus, stabilitas politik, stabilitas keamanan harus kita jaga,” katanya.
Dunia sedang tak baik-baik saja
Jokowi mengungkapkan, situasi dunia sedang dalam kondisi tidak baik. Banyak risiko mengancam, mulai dari resesei global, resesi keuangan, krisis pangan dan energi, perang, dan inflasi yang sangat tinggi.
“Managing Director-nya IMF Kristalina Georgieva mengatakan bahwa di tahun 2023, ini kita harus memiliki perasaan yang sama, di tahun 2023 sepertiga ekonomi dunia diprediksi mengalami resesi, sepertiga ekonomi dunia. Artinya, kalau ada 200 lebih negara, berarti 70 negara akan mengalami resesi,” ujar Presiden.
Hal ini, cukup masif. Bahkan, negara yang tidak sedang resesi pun penduduknya merasa sedang mengalami resesi. Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai kuartal III/2022 masih 5,72 persen dan kemungkinannya hasil penghitungan pertumbuhan di kuartal IV/2022 juga masih akan menunjukkan angka yang baik. “Alhamdulillah, ini patut kita syukuri,” katanya.
Persatuan di tahun politik
Memasuki tahun politik menjelang Pemilihan Umum Serentak di 2024, Presiden pun mengingatkan Indonesia untuk tetap menjaga persatuan. “Jangan menggunakan politik identitas. Sekarang ini bukan eranya lagi politik gontok-gontokan. Sekarang ini eranya adu gagasan, kontestasi program, mengadu ide,” ujarnya.
Selain itu, dia berapa pemimpin masa depan tidak mengorbankan kepentingan bangsa untuk kepentingan pribadi, parta, dan hal lainnya. Proses pemenangan kontestasi politik harus dilakukan secara santun dan menerapkan cara-cara yang bersahabat.