Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengorkestrasi informasi intelijen pertahanan dan keamanan. Hal ini sebagai langkah preventif atas berbagai potensi kejadian yang tak diinginkan di tengah instabilitas global.
“Kita kan memiliki ada informasi intelijen BIN, informasi intelijen di TNI, di Polri, kemudian di BSSN, semuanya itu harus diorkestrasi sehingga menjadi sebuah informasi yang solid, yang informasi itu diberikan ke kita untuk membangun sebuah policy atau kebijakan,” ujar Jokowi pada Rapat Pimpinan (Rapim) Kemhan Tahun 2023, di Aula Bhinneka Tunggal Ika, Kemhan, Jakarta, Rabu (18/1)
Presiden juga meminta Kemhan untuk dapat menyampaikan informasi intelijen secara cepat sehingga dapat digunakan untuk menentukan langkah mitigasi atas kejadian yang sudah diketahui sebelumnya. “Jangan sudah kejadian, saya baru diberitahu, sekali lagi informasi intelijen menjadi sangat vital,” katanya.
Kemampuan pertahanan
Sementara itu, Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, yakin bahwa Indonesia punya kemampuan pertahanan yang luar biasa. “Saya kira soal perlengkapan kita, kemampuan industri dalam negeri luar biasa. Kita percaya kepada kekuatan kita sendiri,” ujarnya.
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), pemerintahberencana memenuhi Minimum Essential Force (MEF) atau kekuatan pokok minimun hingga 100 persen pada 2024. Namun, Menteri Prabowo menyampaikan bahwa target ini direvisi menjadi 70 persen. “Anggaran kita fokus mengatasi Covid-19. Jadi, kalau masalah alusista tertunda, itu kita harus menghadapinya,” katanya.
Fokus Rapim
Menhan juga menyampaikan sejumlah fokus dalam Rapim yang dilaksanakan. "Kami intinya adalah menyampaikan doktrin-doktrin, dokumen strategis kebijakan umum pertahanan negara, strategi negara, pembangunan kekuatan," ujarnya.
Hasil dari Rapim ini, menurut Prabowo, akan melalui proses yang cukup lama, bahkan harus dikaji dalam beberapa tahap. "Kami rumuskan, kami serahkan kepada Panglima TNI, semua Kepala Staf (tiga matra). Mereka yang akan implementasi. Jadi ini sistem kami begitu. Makanya kami kumpulkan mereka. Kami sampaikan ke mereka," katanya. “Mereka nanti kaji dan mereka akan laksanakan ke dalam.”
Peresmian produk industri pertahanan
Dalam kesempatan yang sama, Jokowi meresmikan produk industri pertahanan Indonesia, berupa kendaraan taktis buatan PT Pindad (Persero). “Namanya ‘Maung’” kata Jokowi kepada awak media.
Maung memiliki tiga varian, yakni Tangguh jenis kendaraan taktis peperangan, ‘Komando’ yang digunakan untuk operasional level komandan, dan varian ‘Jelajah’ untuk memenuhi kebutuhan penjelajahan daerah pelosok dengan medan yang sulit dan jalanan offroad.
Selain kendaraan taktis ‘Maung’, dalam acara tersebut juga ditampilkan berbagai produk industri pertahanan Indonesia lainnya, seperti kendaraan tempur ‘Harimau’ dan ‘Anoa’ buatan Pindad, Rigid-Hulled Inflatable Boat (RHIB) Trimaran, E-Tactical motorbike Military buatan Len Industri, sampai sejumlah senapan serbu dan bidik buatan Pindad.