Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi), menngungkapkan sejumlah poin pertemuan KTT ASEAN ke-43 yang berfokus pada upaya menjaga perdamaian, menjaga stabilitas, dan menjaga kemakmuran kawasan.
“Selama tiga hari ini, 12 pertemuan KTT telah diselenggarakan dan menghasilkan 90 outcome documents, dan sejumlah kesepakatan-kesepakatan konkret dengan mitra,” kata Presiden Jokowi dikutip dari laman resmi Setpres, Jumat (8/9).
Di bawah keketuaan Indonesia, KTT ASEAN ke-43 berhasil menyepakati EAS Leader’s Joint Statement mengenai epicentrum of growth. “Ini bukan proses yang mudah, tarik-menarik geopolitik yang sangat kental, mengingatkan saya seperti saat di G20 di Bali, tapi alhamdulillah konsensus tercapai,” ujarnya.
Kesepakatan bernilai US$38,2 miliar
Jokowi mengatakan, terdapat sejumlah keputusan yang dihasilkan selama pertemuan terkait pengembangan ekosistem EV battery, percepatan pelaksanaan regional cross-border payment dan local currency transaction dan untuk pelaksanaan ASEAN Indo-Pacific Forum yang telah menghasilkan. “Ini konkret, menghasilkan 93 project senilai US$38,2 miliar. Ini adalah kerja sama konkret yang bermanfaat untuk rakyat,” katanya.
Oleh sebab itu, perdamaian dan stabilitas menjadi faktor penting. “ASEAN punya potensi besar untuk itu, karena pertumbuhan kita, growth di ASEAN di atas rata-rata dunia, bonus demografi juga ada, stabilitas politik juga terjaga,” ujarnya.
Hasil dari agenda
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, mengungkapkan sejumlah agenda ASEAN bersama negara lain menghasilkan sejumlah kesepakatan. Pada KTT ke-43 ini apa yang sudah disepakati ASEAN di KTT ke-42 kemudian diterjemahkan dengan kerja sama dengan para mitra.
“Muncul kerja sama antara ASEAN Plus Three: ROK, Japan, and China, mengenai pembangunan ekosistem EV, dan masih banyak lagi, antara lain adalah, selama keketuaan Indonesia pilar-pilar yang dapat mendukung epicentrum of growth diperkuat semuanya, misalnya ketahanan pangan, ketahanan energi, kesehatan, dan tadi Bapak Presiden sudah mengatakan mengenai masalah keuangan,” katanya.
Para pemimpin umumnua sepakat menjaga kondusifitas di kawasan, terutama di Semenanjung Korea dan juga Laut China Selatan. Selain itu, para pemimpin juga mendorong kerja sama pembangunan infrastruktur hijau, konektivitas, transisi energi, dan ekonomi digital.
Ekonomi digital
Sementara, Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan pada pertemuan bertema Epicentrum of Growth salah satu tema yang diandalkan mencakup Digital Economy Framework Agreement. Perjanjiam ink aman memperdalam bidang-bidang digitalisasi, termasuk digital talent, kemudian digital ID, cyber security, retraining, reskilling, infrastructure, interoperability di ASEAN,” katanya.
Tanpa hal ini, kata Airlangga, ekonomi digital di ASEAN diperkirakan tahun 2030 adalah satu triliun (dolar AS), sedangkan dengan proyek ini angka ini bisa meningkat jadi dua triliun. “Target perjanjian ini diharapkan akan diselesaikan di tahun 2025 dan drafting-nya sudah disiapkan, dan Thailand bertugas untuk mengikuti ini sampai 2025,” katanya.