Jokowi Sebut Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6%

Masalah air bisa picu banyak masalah di dunia.

Jokowi Sebut Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6%
Presiden Jokowi membuka secara resmi Forum Air Sedunia ke-10 di Bali International Convention Center (BICC) Nusa Dua Bali, Senin (20/5). (dok. Setpres)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti sederet masalah dan peran air terhadap perekonomian negara dalam ajang 10th World Water Forum (WWF) 2024, di Bali. Mengutip data Bank Dunia, Jokowi menyebut, kekurangan air dapat memperlambat Pertumbuhan Ekonomi sampai 6 persen, hingga 2050.

Air memiliki peran sentral bagi kehidupan manusia. “Kelangkaan air juga dapat memicu perang serta bisa menjadi sumber bencana. Too much water maupun too little water, keduanya dapat menjadi masalah bagi dunia,” kata Jokowi dalam pembukaan WWF 2024, Senin (20/5).

Jokowi menyampaikan, saat ini 72 persen permukaan bumi tertutup air, namun hanya 1 persen yang bisa diakses sebagai air minum dan keperluan sanitasi. Masalah ini, ditaksir akan berdampak signifikan bagi para petani, yang berperan penting bagi saektor pangan.

“Bahkan pada 2050,  sebanyak 500 juta petani kecil yang menyumbang 80 persen pangan dunia diprediksi paling rentan mengalami kekeringan. Tanpa air tidak ada makanan, tidak ada perdamaian, tidak ada kehidupan. No water, no life, no growth,” ujarnya di hadapan peserta WWF.

Dia berharap, melalui gelaran acara WWF ini semua negara bisa saling bergandengan tangan secara berkesinambungan untuk memperkuat komitmen kolaborasi dalam mengatasi tantangan global terkait air. Menurutnya, perlu ada aksi nyata pengolahan air yang inklusif dan berkelanjutan.

Pencapaian

ilustrasi PDAM

Di forum tersebut, Jokowi juga mengungkapkan sejumlah pencapaian infrastruktur air dalam negeri selama sepuluh tahun terakhir. Indonesia secara konsisten mendororong prinsip solidaritas dan inklusivitas demi solusi permasalahan air, memberdayakan hydro diplomacy untuk kerja sama konkret dan inovatif, menjauhi persaingan dalam pengelolaan sumber daya air lintas batas, dan penguatan political leadership.

“Indonesia telah memperkuat infrastruktur airnya dengan membangun 42 bendungan, 1,18 juta hektare jaringan irigasi, 2.156 km pengendali banjir dan pengamanan pantai, serta merehabilitasi 4,3 juta hektare jaringan irigasi. Air juga kami manfaatkan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Waduk Cirata, sebagai PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara,” kata Jokowi.

Selain itu, kata Jokowi, Indonesia telah mengangkat empat insiatif baru dalam forum WWF ke-10 ini, yakni penetapan World Lake Day, yang kedua pendirian Center of Excellence di Asia Pasifik, yang ketiga tata kelola air berkelanjutan di negara pulau kecil, dan yang keempat penggalangan proyek-proyek air.

Magazine

SEE MORE>
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024

Most Popular

Apa Itu BRICS: Sejarah dan Perannya Melawan Dominasi G7
Indonesia Mulai Proses Pengajuan Keanggotaan BRICS
Melawan Putusan Pailit, Sritex Ajukan Kasasi
Prabowo Bakal Hapus Utang 6 Juta Petani & Nelayan, Jadi Beban Bank?
RI Bakal Gabung BRICS, CSIS: Tak Perlu Karena Sudah Ada di G20
SIDO Bagi Dividen Interim Rp18/Saham, Ini Jadwalnya