Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pentingnya sensus pertanian untuk meningkatkan akurasi kebijakan berdasarkan pada ketepatan data yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak.
“Kalau sudah kita putuskan pupuk, katakanlah sembilan juta ton, itu kan dari data keputusannya. Tapi di lapangan banyak petani yang teriak ‘Pak, pupuk nggak ada’. Mungkin suplainya kurang, mungkin distribusinya nggak betul, tapi kalau datanya akurat, itu gampang sekali,” ujar Presiden Jokowi saat mencanangkan pelaksanaan sensus pertanian, Senin (15/5).
Sensus sebelumnya, dilakukan pada 10 tahun yang lalu. Untuk itu, dia meminta pembaruan data harus segera dilakukan. “Menurut saya sudah kelamaan. Sudah berjalan berubah setiap tahun, keputusannya masih pakai data 10 tahun yang lalu. Mestinya ini setiap lima tahun lah,“ katanya.
Sektor strategis
Jokowi mengungkapkan bahwa pertanian merupakan sektor yang sangat strategis, dan menyumbang 11,8 persen terhadap total Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Sektor ini juga dinilai sangat rawan, di tengah situasi krisis global yang terjadi. “345 juta orang di dunia sekarang ini terancam kekurangan pangan dan kelaparan. Karena apa? Perubahan iklim dan perang,” ujarnya.
Sektor pertanian juga menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 40 juta orang atau 29 persen dari total angkatan kerja. “Oleh sebab itu, sektor ini memegang peran yang sangat penting ke depannya, yang sangat strategis,” katanya.
Penting
Dengan data sensus pertanian yang sangat penting, biaya yang dibutuhkan untuk melakukan pendataan dinilai Jokowi masih sebanding dengan dampak dari hasil sensus tersebut, yakni sekitar Rp3 triliun. “Bagaimana saya bisa memutuskan sebuah kebijakan, kalau datanya ndak akurat, yang paling ter-update, terkini?” ujarnya.
Untuk itu, ia mendukung pelaksanaan sensus pertanian tahun 2023, agar bisa menghasilkan data terkini, akurat, dan terpercaya. Sensus pertanian ini nantinya mencakup data-data di sektor perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan.
“Saya minta seluruh pemangku kepentingan di sektor pertanian mensukseskan sensus ini, yang dilaksanakan mulai 1 Juni-31 Juli, artinya dua bulan, harus selesai, setelah itu kita mendapatkan sebuah data yang akurat dan berkualitas,” kata Jokowi.