Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bakal meningkatkan kerja sama perdagangan dengan Papua Nugini. Peningkatan kerja sama tersebut diharapkan mampu memberikan harapan dan optimisme terhadap pemulihan ekonomi kedua negara pascapandemi Covid-19.
Pada 2021, nilai perdagangan Indonesia dengan Papua Nugini naik 87 bila dibandingkan tahun sebelumnya.
“Saya percaya masih banyak peluang yang dapat ditingkatkan. Untuk itu Indonesia juga siap membuka kembali perbatasan dengan Papua Nugini untuk memulihkan perdagangan lintas batas dan denyut ekonomi masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan,” ujar Jokowi usai menerima menerima kunjungan resmi Perdana Menteri (PM) Papua Nugini, James Marape, beserta Ibu Negara dan delagasi lainnya, Kamis (31/3).
Penugasan empat Menteri dalam misi perdagangan dan investasi di PNG
Jokowi juga menyembut baik peluncuran studi kelayakan untuk pembentukan menyampaikan pentingnya pembentukan perjanjian perdagangan preferensial antara Indonesia dan Papua Nugini.
“Saya juga berpandangan, pentingnya perjanjian investasi bilateral untuk memfasilitasi dan memberikan keamanan bagi investor kedua negara,” ucapnya.
Untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi kedua negara, Presiden menugaskan 4 menteri, yakni Menteri BUMN, Menteri PU, Menteri ESDM, dan Menteri Perdagangan, bersama delegasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin), serta pengusaha Indonesia, melaksanakan misi perdagangan dan investasi di Papua Nugini dalam waktu dekat.
Kerja sama penguatan ketahanan di bidang kesehatan
Kerja sama lain yang diharapkan dapat terwujud antara kedua negara adalah di bidang kesehatan.
Presiden Jokowi menyatakan Indonesia siap mendukung upaya Papua Nugini untuk memperkuat ketahanan kesehatan negaranya.
Hal ini, dilakukan melalui kemitraan antara otoritas obat dan makanan kedua negara. “Perusahaan farmasi Indonesia juga menunjukkan minat untuk masuk, memasarkan produknya di Pasar Papua Nugini.
Tindak lanjut kerja sama sektor lain
Kerja sama lain yang diharapkan terwujud antara Indonesia dan Papua Nugini, menurut Jokowi terkait penguatan konektivitas kedua negara di laut, darat, maupun udara.
“Saya berharap akan terbuka peluang bagi perusahaan-perusahaan konstruksi Indonesia untuk membangun sarana konektivitas dan infrastruktur di Papua Nugini,” katanya.
Kemudian, kerja sama di bidang pertahanan diharapkan akan semakin membuka kerja sama militer antar kedua negara. Hal ini termasuk potensi kerja sama yang berhubungan dengan industri pertahanan Indonesia.
Jokowi dan PM James Marappe pun turut menbahas kerja sama dengan negara-negara kepulauan di kawasan Pasifik Selatan. Ada pun bidang-bidang kerja sama mencakup pembangunan berkelanjutan, perubahan iklim, energi terbarukan, kelautan, manajemen penanggulangan bencana.
PM James apresiasi berbagai kerja sama yang direncanakan
PM James Marappe mengapresiasi berbagai kerja sama yang direncanakan. Ia menantikan implementasi dan tindak lanjut atas kerja sama yang telah dibangun, pada level pemerintah maupun korporasi.
“Kami ingin meningkatkan lebih banyak pertukaran, terutama di tingkat komersial dan bisnis. Sudah sejak lama, selama ini hanya fokus pada masalah perbatasan, namun diskusi saya bersama Presiden akan ditingkatkan pada perdagangan, layanan public, hingga pendidikan,” kata James.
Dia pun menyambut baik undangan Indonesia kepada negara-negara Pasifik untuk ikut terlibat dalam KTT G20. “Kami berharap yang terbaik untuk Indonesia dalam memegang Presidensi G20 tahun ini. Kami juga berterima kasih Indonesia telah mengundang anggota Kepulauan Pasifik untuk ikut serta dalam KTT G20,” kata PM Marape dalam sambutannya.