Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerahkan bantuan sekaligus menambahkan Dana Stimulan kepada para korban gempa bumi Cianjur yang tempat tinggalnya mengalami kerusakan.
“Tadi pagi saya sudah juga menyampaikan ke Menteri Keuangan. Ada uang atau tidak. Ternyata ada sedikit. Sehingga, saya putuskan, yang 50 akan menjadi 60 juta. Yang 25 menjadi 30 juta dan yang 10 akan menjadi 15 juta,” kata Presiden saat mengunjungi para warga terdampak gempa bumi, Kamis (8/12).
Presiden meminta warga penerima bantuan untuk menggunakan Dana Stimulan dengan bijak dengan prioritas untuk pembangunan rumah. “Titipan saya, agar pembangannya segera dimulai. Uang yang sudah diberikan agar 100 persen dipakai untuk perbaikan rumah,” katanya. “Jangan sampai berubah jadi sepeda motor.”
Skema berjangka
Untuk menjaga agar pemanfaatannya tepat, penyaluran Dana Stimulan akan dibuat skema berjangka. Artinya tidak sepenuhnya dana tersebut dicairkan kepada pemilik rekening, melainkan akan bertahap dengan perbandingan 40 persen di awal dan sisanya akan menyusul.
Berdasarkan data yang diterima, saat ini ada sekitar 53 ribu rumah yang mengalami kerusakan, di antaranya 12.900 rumah rusak berat, 15 ribu rumah rusak sedang, dan 25 ribu rumah rusak ringan. Dari data tersebut, Kecamatan Cugenang merupakan daerah yang paling parah terdampak gempa bumi.
Lebih dari empat ribu warga penerima Dana Stimulan sangat antusias mendapatkan bantuan tersebut. Bantuan tersebut menjadi harapan di tengah masa sulit.
Lima tahap pencairan
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, mengungkapkan pencairan bantuan bagi perbaikan rumah warga yang rusak akibat gempa diperkirakan akan terbagi dalam lima tahap, dengan target selesai seluruhnya pada periode Juni-Juli 2023.
“Secara terus-menerus kita akan data sampai betul-betul by name by address jelas. Ini anggarannya akan terus kita ajukan ke Kementerian Keuangan untuk diberikan ke masyarakat. BNPB sudah membuat timeline pelaksanaan rehab rumah terdampak ini, khususnya untuk masyarakat,” ujar Suharyanto.
Rumah contoh
Suharyanto mengatakan sudah membuat rumah contoh tahan gempa di Yonif Raider 300, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
Menurutnya akan ada dua skema pembangunan. Pertama, jika pemilik rumah mampu mengerjakan sendiri akan mendapat pendampingan supaya rumah yang diperbaiki tetap tahan gempa.
"Skema kedua, bila ingin menyerahkan kepada pemerintah, akan ada TNI dan pihak ketiga, ada rumah contoh, beberapa rumah contoh sudah dibangun dan nanti yang akan dilihat Bapak Presiden di Yonif 300 Raider,” ujar Suharyanto.
Sebelumnya, rumah tersebut pernah dibangun sebagai hunian tetap tahan gempa di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Rumah contoh ini memiliki spesifikasi berupa pondasi lajur batu kali dengan struktur baja CNP dibungkus mortar. Kemudian, dindingnya menggunakan bata ringan yang diaci serta dicat. Kusen dan rangka atapnya memakai baja ringan.