Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta prinsip kehati-hatian ditekankan pada proses transisi dari masa pandemi menuju endemi Covid-19. Dalam menentukan status Covid-19 di Indonesia, pemerintah akan melihat perkembangan situasi enam bulan ke depan.
“Saya tidak ingin kayak negara-negara lain langsung buka masker. Ini masih masa transisi, kira-kira enam bulan kita lihat seperti apa, baru nanti silakan kalau di luar ruangan buka masker, kalau di dalam ruangan masih pakai masker,” ujarnya seperti dilansir dari laman resmi Sekretariat Kabinet, Selasa (26/4).
Menurutnya, Indonesia harus berkaca pada kejadian lonjakan kasus varian Delta dan Omicron. Alhasil, sikap tergesa-gesa dalam memutuskan kebijakan akan berdampak fatal terhadap perkembangan virus di masyarakat.
Butuh sejumlah tahapan dalam masa transisi ini. Endemi, menurutnya tak berarti pandemi berakhir, namun sebuah sikap masyarakat dalam adaptasi dan hidup berdampingan dengan virus Covid-19. “Kehati-hatian, kewaspadaan itu tetap harus,” kata Jokowi.
Pemerintah sudah memberi pelonggaran
Pemerintah secara bertahap mulai melonggarkan berbagai kebijakan pembatasan kegiatan, dengan melihat pembaruan kasus Covid-19 menjelang masa pandemi Covid-19.
“Kita yang pertama memang mudik kita perbolehkan karena melihat angka-angka kasus harian sudah sangat rendah dan kasus aktifnya kan sudah di bawah 20 ribu memang rendah. Tetapi, apapun masa transisi yang masih kita harus hati-hati,” ucap Presiden.
Imbauan untuk tidak halal bihalal
Sebagai bentuk sikap kewaspadaan dan berhati-hati, Jokowi mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan yang menimbulkan kerumunan dan meningkatkan potensi terjadinya penyebaran virus. Salah satu yang perlu diwaspadai pada saat Idulfitri adalah buka bersama dan hala bihalal.
Presiden mengatakan bahwa dirinya akan merayakan Lebaran 2022 di Kota Yogyakarta, namun tidak ada agenda untuk halal bihalal. “Ndak ada. Seperti yang sudah saya sampaikan, untuk halal bihalal terutama yang menyangkut kerumunan orang banyak, pemerintah mengajak sebaiknya tidak, utamanya untuk para pejabat,” katanya.
Perkembangan kasus Covid-19 per (25/4)
Hingga Senin (25/4), jumlah kasus kesembuhan nasional terus meningkat dengan penambahan 4.664 orang, sehingga secara kumulatif orang yang sembuh dari Covid-19 mencapai 5.875.083. Sementara, total kasus terkonfirmasi yang terjadi mencapai 6.044.467 dengan penambahan 317 orang.
Sejalan dengan itu, pemerintah terus menggencarkan vaksinasi. Penerima vaksin pertama sudah mencapai 198.946.361 orang. Sedangkan, penerima vaksinasi kedua bertambah 69.653 orang dengan total 164.023.683 orang.
Adapun untuk penerima vaksinasi ketiga totalnya sudah mencakup 35.165.470 orang dari target sasaran vaksinasi 208.265.720 orang.