Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong para pemimpin kerja sama ekonomi Asia-Pasifik (APEC) untuk memperkuat kolaborasi konkret dalam menghadapi berbagai tantangan global.
Salah satu kerja sama, menurut Presiden, perlu dilakukan untuk memastikan ketahanan pangan di kawasan. “Dalam jangka pendek, kolaborasi mutlak diperlukan untuk atasi inflasi dan pastikan ketahanan pangan,” ujarnya dalam sesi satu KTT APEC di Bangkok, Jumat (18/11)
Beberapa hal yang bisa dikerjasamakan antara lain teknologi yang inovatif dan digitalisasi, peningkatan produktivitas dan efisiensi sistem pangan, serta kebijakan yang inklusif dan berkelanjutan. Ketersediaan pupuk dan pakan ternak menurutnya juga perlu diperhatikan untuk mencegah krisis pangan menyerang lebih dari tiga miliar masyarakat.
Ekonomi digital
Jokowi juga mendorong penguatan kemitraan ekonomi digital berikut transformasinya, demi pemulihan ekonomi yang inklusif. “Kita harus bangun ekosistem ekonomi digital yang ramah bagi UMKM dan startup khususnya melalui penguatan keterampilan dan literasi digital,” katanya.
Kebutuhan digitalisasi ekonomi ini sudah terlihat pada saat pandemi Covid-19 terjadi. Menurutnya, ekonomi digital seperti telemedisin, jasa antar makanan, pembayaran digital, sampai keterlibatan UMKM di marketplace manfaatnya sangat nyata bagi masyarakat saat pandemi melanda.
Ekonomi hijau
Selain itu, Jokowi juga mendukung penerapan ekonomi hijau, karena dinilai sebagai masa depan ekonomi di Asia-Pasifik. Tercatat ada lebih US$90 miliar dana yang digelontorkan untuk berbagai pembangunan proyek hijau di APEC.
“Saya menyambut baik inisiatif Thailand The Bangkok Goals for the Bio-Circular-Green Economy. Inisiatif ini akan membuka akses terhadap pembiayaan, teknologi, inovasi, dan penguatan kapasitas,” ujarnya.
Pemulihan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan
Sebelum bertolak ke Bangkok untuk menghadiri KTT APEC, Jokowi mengatakan, fokus utama dari KTT APEC adalah pemulihan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. “Prinsipnya, leave no one behind. Transformasi digital, ekonomi hijau, dan hilirisasi menjadi prioritas Indonesia di APEC tahun ini,” ujarnya.
Menurutnya, APEC harus bisa menjadi mesin pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik. Pasalnya, kawasan APEC mewakili hampir 3 miliar penduduk dunia dan 60 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia.
Solidaritas global
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa solidaritas global perlu diwujudkan. “Tidak ada yang benar-benar aman, sampai seluruh dunia aman,” katanya.
Ia mengusulkan bahwa sinergi sistem kesehatan dan konektivitas digital dapat jadi fokus kebijakan dalam KTT APEC di Bangkok. “Akses untuk mendapatkan vaksin dan transparansi dalam kebijakan kesehatan merupakan hal yang fundamental untuk pembukaan akses perjalanan yang aman dan menghubungkan kembali kawasan APEC,” kata Airlangga.
Ia pun menjelaskan pentingnya konektivitas digital, bisa menjadi kunci dalam memperkokoh perekonomian dunia. Meski masih ada tantangan, namun kerja sama menciptakan interkoneksi kawasan yang lebih luas perlu dipertimbangkan serius oleh seluruh anggota APEC.
“Public-Private Partnership dapay kita dorong untuk pengembangan infrastruktur digital dan sumber daya manusia,” katanya.