Kasus Gagal Ginjal, BPOM: Keamanan Tanggung Jawab Industri Farmasi

Industri farmasi bertanggung jawab terkait quality control.

Kasus Gagal Ginjal, BPOM: Keamanan Tanggung Jawab Industri Farmasi
Kepala BPOM, Penny Lukito. (Tangkapan layar)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kepala Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Lukito, mengatakan industri farmasi turut bertanggung jawab terhadap sistem keamanan dan mutu obat. Hal ini menyusul terjadinya kasus gagal ginjal akut pada anak yang diduga disebabkan oleh cemaran kandungan kimia obat cair. 

“Industri yang punya kewajiban quality control dari bahan masuk sampai produksinya. Kalau mereka tidak melakukan, ya mereka harus bertanggung jawab,” ujar Penny dalam konferensi pers, Kamis (27/10).

Penny mengatakan, BPOM akan semakin memperketat kendali kualitas pada tingkat produsen. “Mungkin industri akan menjerit. Tapi akan kami lakukan karena kepercayaan tidak hanya dibuktikan tapi harus ada inspeksi-inspeksi,” katanya.

Temuan BPOM

ilustrasi obat sirup (freepik.com/user18526052)

Etilen glikol dan dietilen glikol didugamenjadi dua zat pemicu utama yang menyebabkan kasus gagal ginjal akut di Indonesia. BPOM pun menemukan bahwa cemaran pada obat berasal dari sumber bahan baku. Artinya, produsen obat tersebut memiliki andil cukup besar pada terjadinya ‘kecolongan’ ini.

"Ada indikasi ada kejahatan, ada penggunaan yang salah, yang tidak sesuai dengan syarat dari bahan baku, bisa jadi dari sumber bahan bakunya, di mana industri tersebut mendapatkan supplier bahan baku," ujar Penny.

Ia mengkhawatirkan kedua bahan kimia berbahaya tersebut dijadikan pelarut dalam obat-obat yang sempat beredar di pasar. Batas aman yang dikeluarkan Farmakope adalah 0,1 persen, namun kandungan tersebut jauh melewati ambang batas yang ditentukan. Namun, BPOM sudah mengambil tindakan dan meminta obat-obatan yang terindikasi mengandung bahan tersebut dilarang beredar sementara di pasar sampai proses pengujian selesai. 

"Bisa jadi salah satu kemungkinan sumber bahan baku pelarut malah tidak menggunakan polietilen glikol, malah menggunakan cemaran EG dan DEG yang menjadi pelarutnya, mengingat bahwa begitu tingginya hasil analisas yang kami dapatkan pada produk yang tidak memenuhi syarat tersebut,” kata Penny.

Investigasi bersama

ilustrasi obat sirup (freepik.com/freepik)

Kepolisian RI bersama BPOM terus melakukan investigasi tentang kasus gagal ginjal akut yang terjadi di Indonesia. Polri pun menyebutkan bahwa kerja sama investigasi ini sifatnya masih penyelidikan.

Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, mengatakan bahwa selanjutnya, kedua pihak akan merumuskan timeline terkait langkah-langkah selanjutnya yang akan diambil. “Jadi, (sekarang) mengumpulkan seluruh bahan yang dibutuhkan penyidik kemudian menganalisa apabila sudah cukup alat buktinya akan ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan. Ini semuanya masing-masing berproses," ucapnya.

Perkembangan terakhir

Juru Bicara Kemenke, M Syahril. (Tangkapan layar)

Hingga Kamis (27/10), Kemenkes mencatat terdapat 269 kasus gangguan ginjal akut progresif yang terjadi. Sebanyak 73 orang masih dirawat, 39 orang sembuh, dan 157 kasus berakhir meninggal dunia. Dengan demikian, rasio jumlah kematian untuk kasus ini di Indonesia sudah lebih dari 50 persen.

Juru bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, mengatakan bahwa 143 pasien tidak bisa buang air kecil. Hal ini adalah indikasi bahwa pasien tersebut sudah masuk stadium 3. Sedangkan pada gejala awal, biasanya akan timbul demam, nafsu makan turun, tidak begitu bergairah, diare, mual-mual, muntah, dan gangguan saluran pernapasan.

“Jadi ada gejalanya, ya. Sehingga diharapkan kita semua berhati-hati terutama di gejala awal sekitar 1-5 hari. Diikuti dengan gejala berikutnya karena ini akut dan progresif,” katanya (27/10).

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya