Jakarta, FORTUNE – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur yang berfokus pada sektor kesehatan dan pariwisata, diperkirakan dapat menambah Devisa Negara hingga Rp19,6 triliun dalam kurun delapan tahun (2022-2030).
Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (anak usaha InJourney), Christine Hutabarat, menyebut KEK Sanur bisa jadi akselerator ekonomi Indonesia di masa mendatang. "Dengan berkurangnya pasien dari Indonesia yang berobat ke luar negeri, diprediksi menghemat devisa dengan estimasi sebesar total Rp86 triliun,” ujarnya dalam keterangan, Selasa (16/1).
KEK Sanur yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas kesehatan berteknologi tinggi bisa menyerap pasien yang sebelumnya berobat ke luar negeri hingga 123-240 ribu orang pada 2030. Selain itu, kawasan ini juga akan jadi peluang bagi Indonesia untuk membawa konsep medical and wellness tourism ke pasar internasional.
Dampak positif
KEK Sanur ditargetkan mampu mengundang investasi dengan perkiraan hingga Rp20 triliun. Bahkan, pada 2045, pengembangan kawasan ini dinilai bisa memberikan dampak ganda dan berdampak positif pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional dengan penambahan sampai Rp80,7 triliun, serta menyerap sekitar 18.375 tenaga kerja–meningkat 2.069 persen dibanding tak ada KEK Sanur.
"KEK Sanur diharapkan mampu menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional melalui pariwisata dan kesehatan serta membangun masa depan berkelanjutan untuk generasi mendatang. Kami optimis pengembangan KEK Sanur mampu memberikan added value bagi Indonesia," ujar Christine.
Seperti diketahui, KEK Sanur merupakan kawasan kesehatan yang dihadirkan Kementerian BUMN untuk mengoptimalisasi potensi area Grand Inna Bali Beach seluas 41,6 hektare untuk menjadi World Class Wellness & Tourism Destination, sebagai pusat layanan kesehatan dan pariwisata baru terpadu kelas dunia/berstandar internasional yang memiliki fasilitas terintegrasi.
Peluang besar
Sebelumnya, Menteri BUMN, Erick Thohir, mengungkapkan bahwa Provinsi Bali memiliki peluang besar untuk menarik wisatawan yang ingin menikmati pariwisata sekaligus melakukan aktivitas kesehatan maupun olahraga.
“Tidak hanya ada wisata kesehatan, ada juga sport. Ini saya rasa bagus ketika kami bersama membangun Bali, pemerintah pusat, daerah dan swasta,” katanya, Minggu 16 Juli 2023.
Oleh karena itu, KEK Sanur pun dipilih sebagai kawasan yang mengobinasikan perawatan kesehatan dengan pariwisata. Rumah sakit berstandar internasional pun akan dibangun dan revitalisasi hotel Inna Grand Bali Beach yang dikelola oleh BUMN, PT Hotel Indonesia Natour (HIN), sudah dilakukan.
Secara keseluruhan, pengembangan KEK Sanur diperkirakan akan menghabiskan biaya sebesar Rp1,4 triliun.