Jakarta, FORTUNE – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membuka kesempatan bagi warga yang terdampak gempa Cianjur, untuk terlibat dalam pembangunan rumah tahan gempa Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA).
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto, mengatakan pembukaan kesempatan ini bisa mendukung percepatan pembangunan RISHA bagi para korban gempa Cianjur. “Bukan warga dari luar Cianjur yang dipkerjakan, tetapi warga setempat yang terdampak gempa, serta bagian dari trauma healing,” ujarnya di Cianjur, Minggu (11/12).
Iwan mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai instansi pemerintah daerah, mulai dari kepala desa, camat, hingga bupati di Cianjur. Sementara, hingga kini, jumlah pekerja pembangunan RISHA di Cilaku masih mencapai 180 orang dan rumah yang terbangun sudah 21 unit dari 200 yang ditargetkan.
Target akhir tahun
Sampai akhir tahun 2022, program RISHA di Desa Sirnagalih, Cilaku, Cianjur, yang akan dicapai adalah 80 unit rumah. “Sisanya InsyaAllah bisa kita selesaikan pada pekan ketiga Januari tahun, sehingga kawasan ini pada akhir Januari sudah bisa sepenuhnya dihuni oleh para korban gempa Cianjur,” katanya.
Menurut Iwan, lahan untuk relokasi dalam status clear and clean. Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah menyatakan bahwa area tersebut tidak berada di zona rawan. Selain itu, lahan relokasi sudah berada di atas topografi aman dan layan dibangun. “Lokasi relokasi ini juga sesuai dengan rencana tata ruang untuk perumahan dan pemukiman,” ujarnya.
Kementerian PUPR sudah menyiapkan lahan relokasi warga terdampak gempa Cianjur di dua tempat, yakni di Cilaku seluas 2,5 hektare dan di Mande seluas 30 hektare. Sebanyak 200 unit rumah ditargetkan untuk area Cilaku, sedangkan di Mande, pemerintah akan membangun 2.400 RISHA.
Rekomendasi zona merah
Kementerian PUPR merekomendasikan kepada pemerintah Cianjur untuk menjadikan area rawan bencana–sepanjang jalur sesar Cimandiri–sebagai zona merah untuk hunian. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi kerusakan rumah dan menghindari terjadinya korban jiwa jika terjadi gempa bumi.
Iwan menyebutkan bahwa BMKG menetapkan bahwa zona patahan aktif sesar Cimandiri memiliki panjang hingga 9 kilometer dan membentang lewat Sembilan desa, mulai dari Ciherang sampai Nagrak.
“Sekitar 300-500 meter jalur sessar Cimandiri sebisa mungkin jadi area nonhunian, seperti jalur hijau, pertanian, maupun ruang terbuka hijau,” katanya.
Mengenal RISHA
RISHA sendiri adalah hasil karya Kementerian PUPR yang punya konsep bongkar pasang. Proses pembangunannya tidak membutuhkan bahan semen dan bata, tapi dengan menggabungkan panel-panel beton dengan baut. Komponennya dibuat secara pabrikasi dengan kostruksi penyusun rumah berdasarkan ukuran modular.
Iwan mengatakan bahwa konsep RISHA tak hanya ditujukan untuk bangunan tempat tinggal, namun juga direkomendasikan untuk bangunan lain, seperti fasilitas umum sekolah. “Di daerah-daerah rawan bencana kami rekomendasikan desain tahan gempa, baik itu dibangun oleh pemerintah daerah ataupun dana swadaya masyarakat,” ujarnya.