Lima Negara Dengan Rasio Utang Terhadap PDB Terendah di Dunia

Utang bukan masalah, melainkan kemampuan membayar utang.

Lima Negara Dengan Rasio Utang Terhadap PDB Terendah di Dunia
Ilustrasi Utang/William Poter
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Sri Lanka beberapa waktu lalu sempat dinyatakan bangkrut dan utang negara adalah salah satu sebabnya. Masalahnya bukan pada utang, namun kemampuan negara tersebut untuk membayar utangnya. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui rasio utang terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) suatu negara.

Utang tidak bisa disalahkan, karena bukan jadi masalah utama pada kebangkrutan sebuah negara. Buktinya, ada beberapa negara yang memang memiliki utang besar seperti Jepang, namun masih tetap dikategorikan sebagai negara maju di kawasan Asia dan dunia.

Hampir semua negara di dunia memiliki utang dan ini bukan sesuatu yang buruk. Tetapi, ada beberapa negara yang memang memiliki utang cukup rendah, bahkan tidak punya utang. Melansir laporan Statista 2022, Fortune Indonesia akan mengulas beberapa negara yang memiliki utang terendah, dilihat dari rasio utang terhadap PDB negara tersebut.

Makau

Makau. (Pixabay/AndyLeungHK)

Negara pertama yang akan dibahas adalah Makau, yang masuk dalam administrasi khusus Cina. Dalam 15 tahun terakhir, negara ini dinyatakan memiliki nol utang oleh International Monetary Fund (IMF). Dengan demikian, rasio utang negara ini terhadap PDB-nya juga nol persen.

Sebagai salah satu negara terkaya di Asia, Makau merupakan tujuan wisata perjudian internasional. Tak hanya bagi Asia, namun juga dunia, bahkan ia dijuluki sebagai Las Vegas dari Asia. Adapun pendapatan per kapita negara ini mencapai US$45.421,6.

Brunei Darussalam

Brunei Darussalam. (Pixabay/AdamHillTravel)

Negara berikutnya dari kawasan Asia Tenggara, yakni Brunei Darussalam yang memang sudah menjadi kesultanan kaya sejak dulu, dengan utang sangat rendah. Adapun rasio utang negara ini terhadap PDB hanya mencapai 1,77 persen.

Meski tidak terlalu besar dengan penduduk yang juga hanya mencapai tidak lebih dari 461 ribu jiwa, Brunei memiliki pendapatan utama dari sektor minyak dan gas alam. Hal inilah yang membuat Brunei mampu menjadi salah satu negara terkaya di dunia dengan pendpatan per kapita mencapai US$31.722,7.

Hong Kong

Hongkong. (Pixabay/carloyuen)

Berdasarkan data Statista, urutan ketiga ditempati oleh Hongkong. Negara ini adalah salah satu bagian otonom dari Cina. Dengan rasio utang pada PDB yang hanya mencapai 2,17 persen, Hong Kong pun menjadi salah satu kawasan penting di Asia dan dunia, terutama sebagai hub perdagangan antarnegara di dunia.

Diperkirakan negara ini memiliki populasi yang mencapai lebih dari 7 juta jiwa dengan pendapatan per kapita yang mencapai US$49.660,6. Negara ini pun dianggap sebagai salah satu pusat keuangan dunia, selain New York dan London.

Tuvalu

Ilustrasi Tuvalu. (Pixabay/brendapadilla)

Negara selanjutnya yang memiliki rasio utang terhadap PDB terendah di dunia adalah Tuvalu. Itu negara di kawasan Oseania, Samudera Pasifik. Negara ini berbentuk kepulauan dan hanya memiliki populasi sekitar 11.900 jiwa saja.

Meski rasio utang terhadap PDB negara ini hanya mencapai 6,02 persen, namun berbeda dengan negara berasio utang rendah sebelumnya, Tuvalu adalah salah satu negara yang tergolong dalam kategori miskin dengan PDB per kapita yang hanya mencapai US$5.291,5.

Kuwait

Kuwait. (Pixabay/luisqb)

Pada urutan kelima, Kuwait menempati posisi sebagai negara dengan rasio utang terhadap PDB terendah di dunia, yakni 8,71 persen. Hal ini tidak mengherankan, karena Kuwait memang terkenal sebagai negara kaya penghasil minyak dengan PDB per kapita yang mencapai US$24.811,8.

Meski pernah hancur dalam invasi oleh tentara Irak pada periode 1990-an, namun nyatanya kini Kuwait menjelma menjadi salah satu negara yang maju di kawasan Timur Tengah. Di antara negara lain di jazirah Arab, Kuwait bahkan pernah menempati urutan tertinggi dalam hal indeks pembangunan manusia, tepatnya pada rentang 2001-2009.

Kini terlihat negara mana saja yang memiliki kemampuan untuk membayar utang-utangnya dengan mumpuni. Namun, hal ini bukanlah satu-satunya indikator untuk menyatakan bahwa perekonomian negara tersebut cukup baik. Ada banyak indikator lain yang bisa dilihat selain rasio utang terhadap PDB sebuah negara. 

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina