Jakarta, FORTUNE – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah mengajak negara-negara anggota G20 untuk bekerja sama memulihkan kondisi ketenagakerjaan global. Upaya ini untuk mengurangi dampak pandemi Covid-19 yang mengakibatkan banyak orang sulit mencari atau kehilangan pekerjaan.
“Kerja sama yang harmonis sangat penting bagi kita untuk menyusun pendekatan dan tujuan kebijakan yang komprehensif, guna menjawab masalah yang dihadapi secara efektif. Ketika kita menyatukan kerja sama ini, langit adalah satu-satunya batasan bagi kita,” ujar Menteri Ida dalam keterangan pers The 2nd Employment Working Group (EWG) G20 yang diterima, Rabu (11/5).
Menurutnya, kerja sama ini dapat dibangun dengan prinsip gotong royong yang jadi salah satu falsafah nilai Indonesia. Hal ini sudah sejak lama menjadi dasar solidaritas masyarakat Indonesia dan mengakar kuat dalam sistem bernegara. “Nilai gotong royong sangat relevan dengan situasi kita saat ini,” ucapnya.
Pentingnya kerja sama antarnegara G20
Untuk mencapai tujuan dengan lebih cepat dan efektif, Ida menekankan bahwa kerja sama antarnegara anggota G20 sangat penting. Hal ini perlu diwujudkan bersama pihak-pihak lain dalam tataran global, seperti organisasi internasional, kelompok masyarakat, maupun negara lain di luar G20.
Ida berpendapat bahwa kolaborasi dengan semangat multilateral dapat mendukung penyelesaian berbagai tantangan global yang menghadang. “Jadi, dalam menciptakan lingkungan internasional yang mendukung, diperlukan kerja sama yang harmonis,” katanya.
Dua isu prioritas yang diangkat dalam forum
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kemnaker, Anwar Sanusi, mengungkapkan dalam penyelenggaraan The 2nd EWG G20 di Yogyakarta, 10-12 Mei 2022, Indonesia mengusung dua isu prioritas, yakni ‘Penciptaan Lapangan Kerja Berkelanjutan Menuju Dunia Kerja yang Berubah’ serta ‘Adaptasi Perlindungan Tenaga Kerja untuk Perlindungan yang Lebih Efektif dan Peningkatan Ketahanan Bagi Seluruh Pekerja’.
“Melalui berbagai isu ini, kami ingin mengajak G20 untuk bersama-sama membangun komitmen memulihkan dunia akibat pandemi covid-19 di bidang ketenagakerjaan, termasuk bersama-sama menghadapi tantangan ketenagakerjaan ke depan, khususnya terkait dampak disrupsi ekonomi,” kata Anwar.
Alasan diadakannya The 2nd EWG G20 di Yogyakarta
The 2nd EWG G20 diselenggarakan di Yogyakarta bukannya tanpa alasan. Hal ini berkaitan dengan isu ‘Penciptaan Lapangan Kerja Berkelanjutan Menuju Dunia Kerja yang Berubah’, di mana Yogyakarta memiliki banyak sekali Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang dapat menjadi contoh konkret.
Selain itu, Kota Gudeg juga dinilai banyak melahirkan usaha-usaha dari kelompok disabilitas, yang sebelumnya jadi isu dalam 1st EWG G20.
Melansir laman resmi Kemnaker, Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan, Hindun Anisah mengatakan alasan ini sebelum perhelatan ini dilaksanakan. "Jadi ini juga kita mau menunjukkan bahwa apa yang kita angkat di isu itu bukan sesuatu yang omong kosong, tapi ada contohnya. Nah, kebetulan di Yogyakarta ada semua, makanya kita pilih Yogyakarta," katanya.