Mendag Lepas Ekspor Kerajinan ke AS hingga Timur Tengah

Ekspor kerajinan itu bernilai lebih Rp2 miliar.

Mendag Lepas Ekspor Kerajinan ke AS  hingga Timur Tengah
Mendag Budi Santoso lepas ekspor kerajinan Rp2 miliar lebih. (dok. Kemendag)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso melepas Ekspor produk Kerajinan PT Out of Asia, senilai US$127.070 atau sekitar Rp2,02 miliar (kurs Rp15.910,25/US$) ke sejumlah kawasan global seperti Amerika, Eropa, dan Timur Tengah.

Budi mengatakan ekspor ini menandakan produk-produk kerajinan Indonesia semakin bisa diterima di pasar dunia. “Produk-produk yang diekspor berupa keranjang dari eceng gondok dan produk dari marmer yang mencakup peralatan makan, cermin, serta dekorasi rumah lainnya,” ujarnya seperti dikutip dari keterangan resmi Kemendag, Selasa (26/11).

Ekspor itu dilakukan atas kolaborasi dari PT Out of Asia–anak usaha dari PT Mitra Adiperkasa Tbk–yang aktif menghubungkan para perajin binaan dari berbagai daerah di Indonesia dengan pasar internasional. Nilai ekspor ini melengkapi capaian perusahaan ini pada periode Januari-Oktober 2024 yang sudah mencatatkan pendapatan hingga US$8 juta (Rp127,33 miliar).

“Kita akan meningkatkan ekspor ke pasar global, dengan menerobos pasar-pasar baru, termasuk pasar nontradisional. Kolaborasi yang tepat antara pemerintah, eksportir, dan UMKM akan membangun sistem yang solid untuk mendukung ekspor kita,” kata Menteri Budi.

Tiga program penguatan ekspor UMKM

Mendag Budi Santoso dan Presiden Direktur PT Out of Asia, Handaka Santosa, melihat hasil kriya yang siap ekspor. (dok. Kemendag)

Kinerja ekspor yang melibatkan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini bisa memperkuat kinerja perdagangan Indonesia. Untuk itu, Kemendag sudah menyusun tiga program utama, yakni Pengamanan Pasar Dalam Negeri; Perluasan Pasar Ekspor; dan Peningkatan UMKM Berani Inovasi Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor).

Pengamanan pasar dalam negeri, dilakukan dengan memanfaatkan potensi pasar domestik agar Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Sementara, perluasan pasar ekspor bisa dicapai dengan membuka pasar baru melalui berbagai perjanjian perdagangan.

Khusus program peningkatan UMKM Bisa Ekspor menekankan pada peningkatan kapasitas ekspor UMKM melalui pendekatan berbasis sumber daya dan pendekatan berbasis pasar.

Hal ini bisa ditingkatkan dengan memanfaatkan Indonesia Design Development Center (IDDC), mencetak eksportir UMKM baru, serta menyinergikan instansi pembina UMKM. “Desain-desain yang telah didampingi nantinya akan ditampilkan di pameran ekspor terbesar di Indonesia, yaitu Trade Expo Indonesia,” ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya