Jakarta, FORTUNE – Kementerian Perdagangan (Kemendag) meneken kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan International Coffee Organization (ICO) yang tertuang dalam Persetujuan Kopi Internasional (ICA) 2022.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, mengatakan kerja sama ini diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan petani kopi lokal serta meningkatkan ekspor kopi dalam negeri sekaligus menjaga stabilitas harga kopi dunia.
“Ini menjadi tonggak sejarah yang penting bagi masa depan keanggotaan Indonesia di ICO dan langkah maju yang penting bagi posisi masa depan kopi Indonesia di pasar internasional,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Kemendag, Kamis (9/3).
Menurut Zulhas, ICA 2022 mengintegrasikan konsep penghasilan hidup (para petani) sekaligus memastikan keberlanjutan masa depan sektor kopi global. Hal ini berperan membentuk tatanan iklim perdagangan yang kondusif dan bermanfaat bagi pengembangan ekspor kopi nasional, serta membantu Usaha Kecil dan menengah (UKM) kopi Indonesia untuk bisa mengakses pasar internasional.
Instrumen efektif
ICA 2022 merupakan salah satu instrumen efektif untuk mengaktualisasi sektor kopi global dengan modernisasi dan penajaman fungsi ICO untuk mendorong terbentuknya sektor kopi yang berkelanjutan, inklusif, dan berdaya tahan.
"ICA 2022 merupakan tonggak penting dalam merumuskan visi dan misi bersama, tentang cara terbaik untuk menerapkan dan mempromosikan kegiatan pemerintah dan sektor swasta melalui pembentukan Board of Affiliate Members (BAM)," katanya.
Dalam rantai nilai perdagangan kopi, ICA bisa memberi keuntungan bagi semua pemangku kepentingan, terutama para petani. ICA merupakan perjanjian multilateral antara pemerintah yang mewakili negara-negara penghasil kopi dan konsumen kopi.
ICA 2022 menjadi kesepakatan ketujuh sejak 1962, setelah ICA menetapkan kuota ekspor kopi untuk menstabilkan harga kopi dunia. Dari total 49 negara anggota, sudah ada 10 negara anggota ICO, termasuk Indonesia yang menandatangani ICA 2022.
Sebanyak 8 negara yang merupakan eksportir kopi, yakni Brasil, Kosta Rika, Nikaragua, Peru, Togo, Venezuela, Panama, dan Kolombia. Sementara, satu negara importir kopi yang turut menandatangani ICA 2022 adalah Jepang. Selebihnya dijadwalkan menandatangi hingga batas akhir April 2023.
Terlibat intens
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Djatmiko Bris Witjaksono, mengatakan keterlibatan intens Indonesia dalam perundingan ICA 2022 berkontribusi pada industri kopi dunia. Indonesia berhasil memperjuangkan kepentingan sektor kopi nasional dengan menambahkan premixed coffee pada definisi kopi di ICA 2022.
Pencapaian lain yang juga penting adalah penekanan pada keberlanjutan sektor kopi pada tiga pilar, yaitu ekonomi, sosial, serta lingkungan secara berimbang dan terintegrasi untuk keberlanjutan sektor kopi Indonesia dan juga dunia.
Berikutnya, pengesahan ICA 2022 di dalam negeri. Perjanjian tersebut akan mulai berlaku ketika dua pertiga dari negara anggota eksportir dan importir telah mendepositkan instrumen ratifikasinya. “Kami menantikan realisasi apa yang telah diskusikan, terutama mengenai peluang kerja sama dan dukungan untuk mengembangkan kapasitas sektor kopi Indonesia,” ujarnya.