Mengenal Jenis-Jenis Pengangguran Berdasarkan Penyebab dan Sifatnya

Pengangguran ternyata belum tentu orang yang tak bekerja.

Mengenal Jenis-Jenis Pengangguran Berdasarkan Penyebab dan Sifatnya
ilustrasi pengangguran (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, hingga Februari 2023, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,99 juta orang, atau turun 4,88 persen dari  410 ribu orang per Februari 2022. 

Berdasarkan asal katanya, pengangguran sebenarnya bukanlah orang yang tidak bekerja. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikannya sebagai hal atau keadaan menganggur (tidak bekerja atau tidak melakukan apa-apa). Meski begitu, istilah ini seringkali diartikan sebagai orang yang masuk dalam angkatan kerja (15-64 tahun) dan tidak mempunyai pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan.

Situs ruangguru mendefinisikan pengangguran sebagai orang-orang dalam angkatan kerja yang saat itu tidak bekerja/sedang mencari kerja, dengan sengaja tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkannya, atau mereka yang sebenarnya sudah mempunyai pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.

Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa terdapat beberapa jenis pengangguran dengan karakteristik yang berbeda. Adapun, dua hal yang membedakan adalah berdasarkan penyebab dan sifatnya. Berikut ulasan mengenai jenis pengangguran menukil dari situs ruangguru.

Pengangguran berdasarkan penyebabnya

ilustrasi pengangguran (unsplash.com/Katie Harp)

Ada beberapa jenis pengangguran bila didasarkan pada penyebabnya:

  1. Pengangguran Struktural
    Pengangguran jenis ini terjadi ketika para tenaga kerja tidak dapat mengikuti keterampilan yang diminta karena adanya perubahan struktur ekonomi. Hal ini biasanya terjadi karena adanya perkembangan ekonomi dan kebutuhan manusia, diikuti oleh perubahan struktur serta corak ekonomi.
  2. Pengangguran Konjungtur
    Jenis ini adalah pengangguran yang terkena dampak perubahan dalam perekonomian, utamanya adalah dampak dari permintaan-penawaran terhadap suatu barang. Mereka adalah pekerja yang harus dikurangi pada saat produksi menurun karena berkurangnya permintaan untuk mencegah kerugian yang lebih besar.
  3. Pengangguran Friksional
    Pengangguran yang terjadi akibat kesulitan, seperti mempertemukan pencari kerja dengan lowongan pekerjaan. Jadi, beberapa penyebabnya adalah letak geografis dan minimnya informasi yang diterima para pencari kerja maupun pemberi kerja. Para pekerja yang berhenti untuk mencari pekerjaan yang lebih baik juga masuk jenis ini.
  4. Pengangguran Musiman
    Pengangguran ini sangat bergantung pada perubahan musim, misalnya petani yang hanya bekerja pada musim tanam dan musim panen. Mereka umumnya akan menganggur saat musim tersebut usai, sembari menunggu datang lagi.
  5. Pengangguran Teknologi
    Pengangguran ini terjadi karena bidang-bidang produksi yang dulunya dikerjakan dengan tenaga manusia, sekarang bisa menjadi lebih mudah jika dikerjakan dengan teknologi. Hal inilah yang membuat posisi manusia tergusur dan digantikan oleh mesin.
  6. Pengangguran Voluntary
    Golongan ini cukup unik, karena mereka menganggur dengan sukarela, meski sebenarnya bisa mendapatkan kerja. Biasanya, hal ini terjadi karena orang tersebut dapat warisan atau faktor lain yang menyebabkan dia tidak perlu bekerja, misalnya karena mendapatkan kekayaan mendadak.

Pengangguran berdasarkan sifatnya

ilustrasi PHK (unsplash.com/Christian Erfurt)

Bila sebelumnya didasarkan pada penyebab terjadinya pengangguran, kategori berikut ini membagi jenis pengangguran berdasarkan bentuk atau sifatnya:

  1. Pengangguran Terbuka
    Merupakan pengangguran yang tidak memiliki pekerjaan. Pengangguran terbuka terjadi karena kurangnya kesempatan kerja yang ada, tidak mau bekerja atau adanya ketidakcocokan antara lowongan kerja yang ada dengan latar belakang pendidikan.
  2. Pengangguran Setengah
    Seseorang dikatakan setengah menanggur bila bekerja dengan total jam kerja di bawah 35 jam per minggu. Mereka biasanya ingin punya jam kerja lebih, namun memiliki banyak keterbatasan. Sementara, bila bekerja di bawah 35 jam seminggu, tapi tidak punya keinginan untuk bekerja lebih, maka mereka tidak bisa dikatakan sebagai setengah menganggur.
  3. Pengangguran Terselubung
    Pengangguran jenis ini biasanya adalah pekerja yang tidak bekerja secara maksimal. Maksudnya, pekerja tersebut bisa bekerja dengan kemampuan lebih, namun karena tak dibutuhkan, maka ia membatasi bekerja secara maksimal.

Demikianlah ulasan tentang jenis-jenis pengangguran. Bila dilihat dari jenisnya, seseorang yang masuk kategori penangguran itu belum tentu tidak bekerja. Kondisi dan situasi diri serta lingkungan bisa sangat mempengaruhi keberadaan jenis-jenis pengangguran. Semoga bermanfaat. 

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024