Jakarta, FORTUNE – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, mengatakan belanja barang Kementerian Pertahanan mengambil porsi paling besar mencapai Rp21,5 triliun pada semester I 2023, dari total belanja yang dianggarkan mencapai Rp147,4 triliun.
Belanja barang pertahanan ini mencakup pemeliharaan; perawatan; peningkatan matra darat, laut, udara; hingga untuk kebutuhan Alutsista (Alat Utama Sistem Pertahanan). “Banyak membeli alat-alat sistem pertahanan, maka konsekuensinya belanja barang akan meningkat pada tahun-tahun sesudahnya karena setiap peralatan itu harus selalu dirawat," katanya dalam Rapat Kerja (raker) dengan Badan Anggaran DPR RI, Senin (10/7).
Selain Kementerian Pertahanan, anggarab belanja juga banyak dihabiskan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kepolisian RI (Polri), dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk pembentukan badan Ad-Hoc.
Perkembangan baik
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, menyampaikan bahwa sektor pertahanan mengalami perkembangan yang cukup bagus. “Terutama perkembangan di bidang pertahanan, perkembangan dalam industri pertahanan, dan perkembangan hubungan kita dengan beberapa negara di bidang pertahanan, dan juga perkembangan geopolitik,” seperti dikutip dari laman Setkab, Senin (10/7).
Salah satu yang cukup mencolok, menurutnya kapasitas produksi pesawat CN-235 yang dilakukan PT Dirgantara Indonesia (DI). “Setelah ada revitalisasi, ada reformulasi prosedur kerja, dan sebagainya, sekarang mereka (PTDI) mampu delapan. Dari yang tadinya dua-tiga setahun, sekarang mereka mampu delapan CN-235 setahun,” ujarnya.
Industri pertahanan
Menurut Prabowo, perkembangan ini sangat mendukung permintaan pesawat CN-235 di banyak negara cukup tinggi. Menurut perhitungannya, terdapat lebih dari 100 permintaan pesawat CN-235 dari berbagai negara, baik dari Afrika, Amerika Latin, dan sebagainya.
“Ini tentunya membesarkan hati kita dan saya dorong terus industri pertahanan kita supaya lebih efisien, lebih produktif, lebih inovatif, dan tidak malu-malu kerja sama dengan siapa pun yang bisa membawa nilai tambah bagi kita,” ujar Prabowo.
Selain itu, kata Menhan, ada beberapa negara yang saat ini ingin meningkatkan kerja sama pertahanan dalam bentuk pengiriman perwira dan bintara untuk dilatih di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertahanan Indonesia semakin dihormati oleh banyak negara, terutama negara-negara Afrika.