Jakarta, FORTUNE – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mengungkap strategi menghadapi kemacetan dan penumpukan pemudik di masa libur Lebaran 2023.
Sandiaga mengatakan bahwa tahun lalu pihaknya berinovasi dengan memecah kunjungan ke desa wisata di berbagai daerah yang dilewati para pemudik. “Tahun ini yang akan kami kedepankan adalah wisata religi dan pariwisata berbasis masjid, yang baru saja diluncurkan,” ujarnya dalam Weekly Press Briefing, Senin (3/4).
Selain itu, berbagai destinasi wisata potensial dikunjungi pemudik misalnya di Lampung atau Banten dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung. Contoh lain, di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, ada KEK Lido dan Eiger Land, serta di kawasan Subang, Cirebon, Kuningan, hingga Tasikmalaya, Kemenparekraf juga akan melihat kesiapan destinasi wisata untuk mengalihkan kemacetan di sepanjang jalur mudik.
“Ini semua bisa jadi daya tarik wisata dan berpotensi untuk membuat para pemudik tidak menunggu lama (dalam kemacetan), tapi mereka juga bisa berwisata dengan perencanaan yang baik,” kata Sandiaga.
Dampak ekonomi
Dengan potensi pergerakan wisata di masa libur Lebaran 2023, Sandiaga memperkirakan dampak ekonomi akan mencapai kisaran Rp100 triliun – Rp150 triliun, dengan 25 persen pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) dari target 1,4 miliar, yakni sekitar 300-350 juta pergerakan. “Dampak ekonominya bisa dua kali lipat,” katanya.
Selain itu, Sandiaga meminta masyarakat yang mudik untuk berkontribusi pada ekonomi lokal di kampung halamannya masing-masing. “Bergeraklah ke destinasi wisata setempat dan berkontribusilah kepada ekonomi lokal, dengan mengonsumsi kuliner daerah, dan produk ekonomi kreatif,” katanya.
Persiapan
Untuk mempersiapkan diri dqn mencapai target ini, pihaknya akan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dan jajaran dinas pariwisata di daerah, terutama penerapan protokol keselamatan dan kesehatan yang baik, termasuk aspek kebersihan, serta keberlanjutan lingkungan (CHSE).
“Dispar juga diimbau untuk dapat memantau di lapangan langsung, jangan hanya di belakang meja, (harus) melakukan monitoring dan evaluasi, dan akan ada peningkatan lonjakan pengunjung. Harus kita perhatikan kesiapannya, mulai dari kawasannya, infrastrukturnya, sampai juga berkaitan dengan pelayanan, agar aman, nyaman, dan menyenangkan,” ujar Sandiaga.
Diperkiraan terdapat sekitar 123,8 juta orang yang akan mudik. Angka ini naik 50 persen dari tahun lalu. Dengan demikian, ia berharap potensi ini tak terdisrupsi oleh sistem transportasi yang tak mumpuni. “Saya instruksikan travel agent, operator tur, dan penyelenggara mudik untuk memastikan kendaraan yang digunakan dalam kondisi prima untuk digunakan mudik,” kata Sandiaga.